NASIONAL

Kampanye Pemilik Televisi, Remotivi: Seakan-akan TV Sendiri

Kampanye Pemilik Televisi, Remotivi: Seakan-akan TV Sendiri

KBR68H, Jakarta - Lebih dari 3500 orang menyatakan dukungannya untuk mendorong Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindak pemilik stasiun televisi yang menyalahgunakan frekuensi publik untuk kampanye politik.

Aktivis dari LSM Pemantau Televisi Remotivi, Roy Thaniago mengatakan, ribuan tanda tangan melalui change.org itu akan diserahkan ke KPI, Kamis lusa (16/1). Kata dia, tanpa tindakan tegas dari KPI maka pemilik stasiun televisi sekaligus politikus akan sewenang-wenang menggunakan frekuensi publik. Remotivi bersama Dewan Pers terus mengkaji kampanye terselubung di stasiun televisi jelang Pemilu.

"Kami sedang melakukan penelitian tentang itu. Kami ingin melihat independensi media menjelang pemilu. Kami melakukan pemantauan di 6 stasiun televisi, termasuk TVRI. Ini dukungan dari Dewan Pers. Nanti kita lihat masing-masing tv, peta keberpihakannya kepada masing-masing parpol. Tapi di luar berita juga masalah iklan. Mereka seakan-akan tv sendiri, frekuensi sendiri. Nah, kita juga tak tahu mereka bayar atau tidak. Kalau bayar, tentu ada pajak yang masuk ke negara," kata Roy.

KPI sempat menegur enam stasiun televisi karena tidak proporsional menyiarkan pesan politik Pemilu 2014. Pasalnya keenam TV swasta itu, terus menerus menampilkan pemiliknya yang terafiliasi ke salah satu parpol. Mereka di antaranya Grup MNC yaitu RCTI, MNC TV, dan Global TV. Lainnya adalah grup Viva yaitu TV one dan ANTV, serta ketiga adalah Metro TV. Namun teguran ini tak bisa ditindaklanjuti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Bawaslu beralasan penayangan tersebut tak memuat konten kampanye.

Editor: Anto Sidharta

  • Pemilik Televisi
  • Remotivi
  • KPI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!