DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] Re.juve Datangkan Teknologi High-Pressure Pertama di Indonesia

"Metode HPP memungkinkan Re.juve menjaga kandungan nutrisi dan memperpanjang masa pajang produk hingga enam kali lebih lama tanpa bahan pengawet"

Eka Lestari

[Advertorial] Re.juve Datangkan Teknologi High-Pressure Pertama di Indonesia

KBR, Jakarta-  Pertama di Indonesia dan ASEAN, Re.juve (jus cold-pressed), kini menggunakan Real Cold-Pressed Facility (CPF) terintegrasi dengan teknologi High-Pressure (HPP).

Metode HPP, bisa menjaga kandungan nutrisi dan memperpanjang masa pajang produk (shelf life) hingga enam kali lebih lama tanpa bahan pengawet


PT Sewu Segar Primatama (anak perusahaan PT Sewu Sentral Primatama), perusahaan nasional yang memproduksi jus cold-pressed dengan merek dagang Re.juve  ini, telah meresmikan  CPF yang terintegrasi dengan teknologi HPP di Cikupa, Tangerang,Banten. Rabu (12/12/2018).


Peresmian ini juga disaksikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Wakil Gubernur Provinsi Banten Andika Hazrumy, dan Bupati Kabupaten Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.

 

red

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto saat meresmikan Real Cold-Pressed Facility ('"CPF") 

Misi utama Re.juve sejak berdiri pada tahun 2014 adalah menciptakan lebih banyak orang hiduplebih bahagia melalui produk yang lezat, sehat, dan jujur.

"Inilah yang mendorong kami untuk mengadopsi teknologi HPP Kini, kami dapat memastikan konsumen di luar Jabodetabek dapat menikmati produk jus cold-pressed yang 100 persen segar, murni, dan alami. Investasi ini sejalan dengan arahan Kementerian Perindustrian guna menjadikan sektor makanan dan minuman (mamin) sebagai salah satu fokus pengembangan utama dalam ekspresi 'Menjadikan Indonesia 4.0," kata Managing Director PT Sewu Segar Primatama Richard Anthony.


Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, menyambut baik inisiatif dan terobosan inovatif yang dibawa Re.juve melalui teknologi HPP. 

"Saat ini baru sedikit negara di Asia - bahkan dunia - yang mengadopsi teknologi HPP, sehingga kita harus mengambil keuntungan dari keunggulan tersebut. Dengan beroperasinya fasilitas ini, kami harapkan dapat menghasilkan produk industri minuman yang berkualitas, sehat dengan standar yang mampu bersaing di pasar global," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Keberadaan CPF dengan kapasitas tahunan mencapai 15.000.000 botol di Cikupa tersebut mewujudkan mimpi Re.juve untuk merambah pasar di luar Jabodetabek. Sebelum 2018 berakhir, masyarakat Surabaya dapat menikmati seluruh varian jus segar, sehat, nikmat, dan alami dengan dibukanya tiga gerai pertama di Kota Pahlawan tersebut.

Teknologi Kelas Dunia

Teknologi HPP dipasok oleh Hiperbaric, penyedia peralatan teknologi HPP terbaik di dunia, yang telah merevolusi industri mamin di Amerika dan Eropa. Berbeda dengan metode lain yang menggunakan cara pemanasan atau penambahan bahan pengawet, teknologi HPP mematikan bakteri melalui proses tekanan tinggi dengan suhu dingin. Selain menjadikan produk Re.juve tahan lebih lama secara alami, teknologi ini mampu mempertahankan cita rasa, nutrisi dan tekstur produk, serta menurunkan risiko rekontaminasi karena tidak ada kontak langsung terhadap kandungan produk pada saat dan sesudah proses berjalan di mesin HPP.

Seratus Persen Transparan

Semua lini produk Re juve lahir dari komitmen terhadap "Clean Label" yang memastikan transparansi akan bahan-bahan baku yang digunakan. Konsumen dapat mengetahui secara pasti kandungan minuman melalui label yang tertera pada setiap botol.

"Apa yang konsumen lihat adalah apa yang akan didapatkan. Kami berani menjamin produk Re.juve 100 persen segar karena terbuat dari hampir 1 kg buah dan sayur per botol (bukan konsentrat); 100 persen murni tanpa udara, gula, pemanis atau pengawet, dan 100 persen alami karena menggunakan bahan mentah tanpa proses pemanasan," tambah Richard.


Editor: Paul M Nuh

  • re.juve

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!