DARI POJOK MENTENG

Karangasem Dijadikan Pusat HMPI ke-6

"Jenis pohon Kalpataru (Ficus religiosa), Mahoni hingga Mangga ditanam oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Senin (25/11) pada acara Puncak Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2013."

Artha Senna

Karangasem Dijadikan Pusat HMPI ke-6
karangasem, HMPI, zulkifli hasan

Jenis pohon Kalpataru (Ficus religiosa), Mahoni hingga Mangga ditanam oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Senin (25/11)  pada acara Puncak Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2013.

Bersama rombongan Presiden SBY dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II serta para pejabat tinggi negara dan duta besar negara sahabat berada di Desa Datah, Kec. Abang, Kab. Karangasem, Provinsi Bali.
Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) sendiri diperingati setiap tanggal 28 November dan Bulan Menanam Nasional (BMN) pada Desember ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI No. 24 tahun 2008. Dan HMPI tahun ini masuk pada tahun ke-6.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan,tema peringatan HMPI dan BMN tahun ini adalah “Wariskan Hutan Yang Lebih Baik Untuk Generasi Penerus Bangsa".

"Pemerintah konsisten untuk terus membangun dengan prinsip berkelanjutan khususnya hutan yang akan diwariskan bagi anak cucu kita sebagai penyelamat lingkungan hidup," katanya pada wartawan Tulamben, Karangasem.

Dipilihnya Kabupaten Karangasem sebagai tempat penanaman, kata Zulkifli karena wilayah Karangasem dikelilingi gunung dan lautan. Sehingga, penanaman pohon lebih sebagai penghormatan terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Meski termasuk daerah kering karena 87 kilometernya garis pantai, namun ia optimistis pohon yang ditanam bisa tumbuh subur.

"Kita juga membuat embung atau tempat penampungan air agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan kering sehingga lebih berpotensi," tambah Zulkifli.

Dalam peringatan HMPI ke-6 tahun ini Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono akan menanam pohon Kalpataru (Ficus religiosa), Wakil Presiden Boediono menanam Badung (Garcinia dulcis), Ibu Wakil Presiden Herawati Boediono menanam Sawo Kecik (Manilkara kauki), dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menanam Cendana (Santalum album) serta Ibu Menteri Kehutanan Soraya Zulkifli Hasan menanam Mangga (Mangifera indica). Pada kesempatan tersebut juga turut menanam pohon para pimpinan MPR RI, DPR RI dan DPD RI.

Di peringatan HMPI tahun ini, Presiden RI dan Menteri Kehutanan memberikan penghargaan kepada para gubernur, bupati dan walikota pemenang lomba Penanaman Satu Milyar Pohon tahun 2012 Tingkat Nasional. Masing-masing adalah Gubernur Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Bengkulu, bupati Banyuwangi, Karangasem, dan Minahasa, serta Walikota Pasuruan, Ternate, dan Balikpapan.

Kementerian Kehutanan juga memberikan apresiasi kepada stakeholder kepada para pelaku usaha non kehutanan; yaitu PT. Pertamina EP, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT. Djarum. Untuk pelaku usaha sektor kehutanan, penghargaan diberikan kepada Perum Perhutani, KPWN (Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara), dan Usaha Konservasi PT. Duta Indonesia Djaya.

Keberhasilan Penanaman Satu Milyar Pohon tahun 2012 juga didukung oleh reklamasi hutan di kawasan tambang, diantaranya diterima oleh PT. Aneka Tambang, Tbk dan PT. Bukit Asam, Tbk. Penghargaan tahun ini diberikan perguruan tinggi dan LSM yaitu UGM Yogyakarta dan Komunitas Pohon Indonesia. Sedangkan penghargaan perorangan diberikan kepada Mayjen TNI Doni Monardo (Penggiat Penanaman Pohon Penyerap Karbon), Andi Tenri Gappa (Penggiat Penanaman Pohon Penyerap Karbon), TGH Hasanain Juaini, LC (Perintis Konservasi Hutan dan Lahan di Pulau Lombok NTB), Pastor Marselinus Agot (Penggiat Bibit Pohon Berbasis Masyarakat di Klaten Jateng) dan Amin Sidik (Penggiat Tanaman Mangrove di Pasuruan Jatim).

  • karangasem
  • HMPI
  • zulkifli hasan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!