RAGAM

Bentuk Belasungkawa BP2MI atas Tragedi Tenggelamnya Kapal Bawa Penumpang Menuju Malaysia

"Kepala BP2MI: Ini bukan tragedi yang pertama kalinya terjadi, ini membuktikan bahwa praktik sindikat ilegal perdagangan orang masih berlangsung."

Bentuk Belasungkawa BP2MI atas Tragedi Tenggelamnya Kapal Bawa Penumpang Menuju Malaysia
Kegiatan Konferensi Pers BP2MI.

KBR, Jakarta – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani dalam keterangan pers di Command Center BP2MI Pusat Jakarta, mengucapkan duka dan belasungkawa atas peristiwa tenggelamnya Kapal Speedboat yang membawa Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan berangkat ke Malaysia secara unprosedural.

Jumat malam (18/11/2022), Benny mengatakan, operasi pencarian korban sedang dilakukan oleh tim Search and Rescue (SAR) Gabungan, yaitu Kan SAR Tanjung Pinang, Pos SAR Batam, Ditpolairud Polda Kepulauan Riau (Kepri), Ditpolairud Baharkam Polri, TNI AL, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Tanjung Uban Kepri, serta masyarakat nelayan setempat, dengan jarak pencarian 4,5 Nautical Mile dari Posko SAR Pelabuhan Telaga Punggur, Batam.

“Secara kronologis, Selasa, 15 November 2022, sekitar Pukul 01.00 WIB di Perairan Nongsa Kepri, kapal pembawa WNI tersebut berangkat dari pelabuhan tidak resmi di Batam, membawa 1 kru kapal, 1 tekong, 5 orang dewasa, dan 1 balita, total 8 orang. Sekitar 15 menit setelah kapal berangkat, situasi cuaca kurang baik dan ombak kuat, sehingga menyebabkan kapal terbalik,” papar Benny.

Lanjut Benny, sekitar pukul 07.30 WIB, awak Kapal MT Klasogun yang sedang melintas, melihat ada orang yang terapung, dan menurunkan sekoci untuk menyelamatkan korban. Diketahui korban bernama Zuraidah, asal Samalanga, Aceh. Sekitar pukul 12.00 WIB, kembali ditemukan salah seorang korban berjenis kelamin perempuan yang tenggelam dalam keadaan meninggal dunia di perairan Punggur, Batam.

“Berdasar keterangan singkat dari korban selamat yang saat ini masih dalam perawatan intensif, Zuraidah, (korban) menyatakan bahwa Ia berangkat pada Senin, 14 November 2022 dari pelabuhan Dumai-Riau menuju pelabuhan Sekupang-Batam,” ujar Benny.

Pada Kamis, (17/11/2022) Tim SAR gabungan menemukan 2 korban di area antara Pulau Momoi dan Tanjung Piayu, serta perairan Pulau Kubung Kabil. Satu korban berikutnya ditemukan di perairan Pulau Mubud, Bulang.

Berdasarkan keterangan dari Basarnas Tanjung Pinang, saat ini dari 8 penumpang total, yang telah ditemukan berjumlah 4 orang penumpang, 1 selamat, dan 3 meninggal dunia. Empat penumpang sementara adalah dari 1 laki-laki, dan 3 perempuan, beserta beberapa barang milik mereka. Sementara 4 penumpang yang lain belum ditemukan.

Adapun detail daftar data penumpang sementara yang terkumpul adalah: Zuraidah, perempuan 45 tahun asal Samalanga, Aceh, kondisi hidup; Sulipah, perempuan 45 tahun asal Grobogan, Jawa Tengah, kondisi meninggal dunia; Abdul Ahesan, balita 4 tahun anak Sulipah asal Grobogan, Jawa Tengah, belum ditemukan; Fadli, Laki-Laki 36 tahun keponakan Zuraidah asal Samalanga, Aceh, kondisi meninggal dunia; Khairunnisak, perempuan 21 tahun asal Bireuen, Aceh, kondisi meninggal dunia; Mawardi, laki-laki 48 tahun asal Cakung, Jakarta Timur, belum ditemukan. 1 Tekong (pemilik kapal) dan 1 Anak Buah Kapal (ABK) kapal belum ditemukan.

“Sebagai Kepala BP2MI, saya mengucapkan duka kepada keluarga korban yang meninggal. Ini bukan tragedi yang pertama kalinya terjadi, ini membuktikan bahwa praktik sindikat ilegal perdagangan orang masih berlangsung. Saya hormat setinggi-tingginya kepada semua pihak mitra BP2MI yang telah bekerja dan melakukan pencegahan pemberangkatan CPMI yang tidak resmi. Perang melawan sindikat perdagangan manusia adalah tugas suci dan jihad kita semua,” pungkas Benny.

Baca juga: KNKT Selidiki Tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali - kbr.id

Editor: Paul M Nuh

  • kapal tenggelam
  • advertorial

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!