BERITA

Pemerintah: Sawit Masih Jadi Salah Satu Tulang Punggung Ekonomi Indonesia

"Industri kelapa sawit dianggap berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Lebih dari 16,2 juta tenaga kerja di 26 provinsi penghasil CPO menggantungkan hidupnya di industri ini. "

Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit, Tapin, Kalimantan Selatan. Kamis (11/11/21). (Foto:A
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit, Tapin, Kalimantan Selatan. Kamis (11/11/21). (Foto:ANTARA/Bayu)

KBR, Jakarta - Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Kemenko Perekonomian Moch. Edy Yusuf menyebutkan, kelapa sawit masih menjadi komoditas menggiurkan dan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. 

Edy Yusuf mengatakan hal ini membuat sejumlah negara penghasil minyak nabati 'gigit jari' dan berupaya menghambat laju produktivitas Crude Palm Oil (CPO) dalam negeri.

"Karena kelapa sawit merupakan backbone perekonomian dan tidak akan mungkin dikalahkan oleh minyak nabati lainnya, Produsen minyak nabati pasti berusaha menyerang kita. Ini makanya kita harus kuat dan tetap kompak. Para generasi muda harus memahami secara utuh deforestasi yang dituduhkan kepada kita," katanya dalam acara BLU Expo: Sawit Merusak atau Melindungi Lingkungan?, daring, Rabu (17/11/2021).

Dia mengatakan, industri kelapa sawit berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Lebih dari 16,2 juta tenaga kerja di 26 provinsi penghasil CPO menggantungkan hidupnya di industri ini. 

Saat ini, CPO berkontribusi sebesar 3,5 persen terhadap Gross Domestic Product (GDP) Indonesia atau dari total Rp15 ribu triliun. 

CPO menjadi komoditas yang menyumbang ekspor tertinggi dibandingkan sektor non migas lainnya. Kontribusinya hampir mencapai 13,6 persen.

Baca Juga:

"Masyarakat harus satu suara. Kita lawan yang menganggap sawit berdampak negatif. Karena sudah kita buktikan ada scientific dan best evidence berdasarkan riset yang ada bahwa sawit sangat bermanfaat. Dan tentunya tantangan ini sama-sama kita hadapi," katanya.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendukung bisnis CPO berkelanjutan. Salah satunya Instruksi Presiden (Inpres) No.6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB).

Inpres No.6 Tahun 2019 tersebut menekankan lima komponen utama menyukseskan pengelolaan sawit. Pertama, penguatan data, koordinasi, dan infrastruktur. 

Kedua, peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun. Ketiga, pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Keempat, tata kelola perkebunan dan penanganan sengketa. Kelima, percepatan pelaksanaan sertifikasi ISPO dan peningkatan akses pasar produk kelapa sawit. 

Saat ini, katanya, pemerintah tengah berupaya meningkatkan produktivitas tanamanan perkebunan kelapa sawit dengan menjaga luasan lahan melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). PSR merupakan bagian dari Proyek Strategi Nasional yang mencakup lahan seluas 540 ribu hektar sepanjang 2020-2021.

Editor: agus Luqman

  • kelapa sawit
  • minyak
  • Crude Palm Oil
  • CPO

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!