RAGAM

Membangun Asa Pascabencana Sulawesi Tengah

"Webinar penutupan program tanggap bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang dilakukan oleh Habitat for Humanity Indonesia di Sulawesi Tengah yang dimulai sejak 2018."

Membangun Asa Pascabencana Sulawesi Tengah
Webinar “Membangun Asa Pasca Bencana Sulawesi Tengah Melalui Penyediaan Hunian yang Aman, Nyaman dan Bermartabat”

KBR, Jakarta – Tahun 2018 gempa, tsunami, dan likuifaksi menghantam Sulawesi Tengah. Bencana yang sangat mengerikan itu telah meluluhlantahkan kehidupan keluarga-keluarga disana. Selain korban jiwa, saat bencana terjadi banyak warga hanya bisa menyelamatkan diri, tak sempat membawa harta benda miliknya. Mereka berlari ke daerah yang lebih tinggi, ke bukit-bukit dengan menggendong anak-anak.

Ridwan Mumu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah menuturkan, “Ketika bantuan sudah mulai berdatangan, kami masih merasa shock dengan gempa yang datang tiba- tiba ini. Kami sempat kebingungan, apa yang harus kami lakukan. Tapi kami bersyukur ketika tim dari berbagai lembaga kemanusiaan tiba, koordinasi dapat dilakukan dan bantuan dapat segera disalurkan”.

Merespon hal tersebut, Habitat for Humanity Indonesia segera membentuk tim tanggap bencana dan diturunkan langsung ke lokasi untuk melakukan berbagai program tanggap darurat kebencanaan. Menurut Rudi Nadapdap, Interim Senior Operation Manager Habitat for Humanity Indonesia, saat itu Habitat Indonesia segera mengirimkan tim respon cepat (rapid response team) untuk melakukan kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana, serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana dan pemenuhan kebutuhan penyintas bencana terkait kebutuhan akan hunian.

Di awal program tanggap bencana, Habitat Indonesia telah menyalurkan 1.096 paket hunian darurat (emergency shelter kits), 150 paket pembersihan puing-puing (rubble removal kits), kemudian dilanjutkan dengan membangun lebih dari 1.039-unit hunian sementara (temporary shelter) di beberapa desa terdampak, MCK komunal dan individual yang melayani 683 keluarga dan akses air bersih darurat bagi 1.795 keluarga.”

Habitat hadir tidak hanya pada level (masa) tanggap bencana tetapi juga pada level rehabilitasi dan rekonstruksi. Selama 3 tahun berada di Sulawesi Tengah, sejak 2018, Habitat telah membangun 191 hunian tetap, 2 pusat kegiatan komunitas (community Center), merenovasi 2 gedung sekolah, membangun banyak fasilitas air bersih komunal yang telah melayani lebih dari 1.795 keluarga, dan menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi keluarga-keluarga agar memiliki ketahanan dalam menghadapi bencana di masa yang akan datang.

Atas semua program yang dilakukan Habitat selama 3 tahun di Sulawesi Tengah, dimulai sejak masa tanggap bencana hingga saat ini, berbagai lembaga pemerintah memberikan apresiasinya terhadap apa yang telah dilakukan Habitat. Selain

Dinas Sosial Sulawesi Tengah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sigi, Asrul Repadjori juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Habitat Indonesia.

Program tanggap bencana ini dapat berjalan tentu tidak lepas dari dukungan para donor Habitat. Beberapa donor yang membantu program ini antara lain; Caritas Germany Country Office Indonesia dan Prudence Foundation.

Akhir November 2021 ini Habitat Indonesia akan menyelesaikan dan menutup seluruh program tanggap bencana di Sulawesi Tengah. Dalam sebuah webinar di akhir program, dengan mengangkat tema “Membangun Asa Pasca Bencana Sulawesi Tengah Melalui Penyediaan Hunian yang Aman, Nyaman dan Bermartabat”, Gubernur Sulawesi Tengah yang menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak, khususnya kepada Habitat Indonesia yang sudah mengambil peranan dalam memulihkan dan membangkitkan kembali Sulawesi Tengah untuk menata kehidupan yang penuh harapan.

Bencana boleh datang, tapi harapan tidak boleh hilang. Habitat Indonesia hadir untuk mewujudkan “BANUA MA BELO KA NGATA NTODEA – Dunia di mana setiap orang memiliki tempat tinggal yang layak”. Melalui apa yang sudah dilakukan Habitat Indonesia, saat ini sudah banyak keluarga yang dapat kembali menata kehidupan mereka, memiliki masa depan yang cerah di Sulawesi Tengah.

Baca juga: Dampak Gempa Sulteng, Diperkirakan Ada 18 Ribu Warga Miskin Baru

  • adv
  • gempa sulteng
  • tsunami
  • gempa
  • likuifaksi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!