DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] Targetkan Ekspansi Jaringan dan Perkuat Layanan, Prodia Tawarkan 20% Saham

"Prodia mengambil langkah strategis dengan menjual 20% sahamnya ke publik"

[Advertorial] Targetkan Ekspansi Jaringan dan Perkuat Layanan, Prodia  Tawarkan 20% Saham
Founders and Senior Management Team PT Prodia Widyahusada

PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia), pelopor sekaligus pemimpin pasar laboratorium klinik di Indonesia, pada tanggal 10 November 2016 menyelenggarakan Paparan Publik (Public Expose) dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO). IPO menjadi salah satu langkah strategis Prodia untuk memperkuat fundamental perusahaan dalam jangka panjang, sehingga kinerja bisnis Prodia dapat tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty mengatakan, langkah Prodia melakukan IPO sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mencapai visi Prodia menjadi layanan kesehatan terpercaya menunjang pengobatan generasi baru, serta sebagai Center of Excellence di Indonesia.


Sebagai pemimpin pasar, sejak tahun 2012 Prodia menjadi satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia dengan akreditasi CAP (Collage of American Pathologists), sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia dapat disejajarkan dengan laboratorium internasional.


“Kami percaya bahwa IPO ini merupakan langkah yang tepat bagi Prodia untuk semakin memperluas layanannya di seluruh propinsi di Indonesia yang didukung dengan teknologi mutakhir berstandar internasional. Sebagai laboratorium klinik pertama di Indonesia yang go public, kami berharap Prodia dapat menjadi pilihan dan partner terbaik bagi para investor,” kata Dewi dalam Public Expose, di Jakarta, Kamis, (10/11).


Prodia akan menawarkan sebanyak-banyaknya 187,5 juta saham baru atau sebanyak-banyaknya 20% dari total saham Perseroan kepada publik pada kisaran harga sebesar Rp 6.250 – Rp 8.000 per saham. Dana yang ditargetkan akan diperoleh melalui IPO ini berkisar antara Rp 1,172 triliun – Rp 1,5 triliun. Masa penawaran saham akan berlangsung pada tanggal 30 November – 2 Desember 2016 dan pencatatan perdana saham direncanakan pada 7 Desember 2016.


Sekitar 67 persen dana IPO akan dipakai untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring outlet Prodia di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru; sebesar 19 persen akan digunakan untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia melalui pembelian (i) peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru, yang akan memperkuat layanan Prodia untuk mendukung pengobatan individu yang menjadi tren yang terus tumbuh di industri laboratorium klinik global (ii) peralatan untuk pemeriksaan non-laboratorium, dan (iii) peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi. Kemudian sisanya sebesar 14 persen akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.


Dewi menambahkan, penggunaan dana IPO yang mayoritas dialokasikan untuk memperkuat fundamental dan kinerja Perusahaan memberi gambaran kepercayaan diri Prodia dalam memperluas jaringannya di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan prospek pertumbuhan bisnis di industri kesehatan yang masih sangat terbuka.


Berdasarkan hasil survei Frost & Sullivan 2016, sebuah lembaga survei independen global, total belanja kesehatan di Indonesia terus meningkat. Total belanja kesehatan mencapai US$ 25,4 miliar di tahun 2014 dan terus bertumbuh diperkirakan mencapai US$ 26,5 miliar di tahun 2015. Frost & Sullivan memprediksi pertumbuhan ini terus berlanjut di tahun 2016 dan seterusnya.



Kinerja Prodia  

Sampai dengan 30 Juni 2016, Prodia memiliki 251 outlet, 128 laboratorium klinik, lebih dari 3.600 karyawan dengan lebih dari 230 dokter, yang tersebar di 104 kota, 30 propinsi. Laboratorium Klinik Prodia merupakan tempat rujukan bagi sebagian besar rumah sakit dan laboratorium klinik lainnya di seluruh Indonesia, terutama untuk tes laboratorium khusus.


Corporate Secretary Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati menjelaskan, hingga semester I 2016, Perusahaan mampu melakukan sekitar 7 juta jumlah tes yang berasal dari pemintaan individu, rujukan dokter, klien korporasi dan rujukan eksternal, dengan melayani lebih dari 500 jenis tes dan akses kepada lebih dari 3.000 jenis tes lainnya melalui kemitraan dengan laboratorium luar negeri.


“Di tahun 2014 dan 2015, kami telah melayani lebih dari 2,3 juta kunjungan pelanggan di seluruh Indonesia. Dengan didukung jaringan, teknologi dan sumber daya terbaik, kinerja Prodia berhasil tumbuh positif dengan didukung fundamental yang semakin solid,” jelas Indriyanti.


Sementara, Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi menjelaskan bahwa pada semester I 2016, Prodia membukukan pendapatan sebesar Rp 649 miliar, tumbuh 9,8% dari Rp 591 miliar di periode sama 2015. Total aset Prodia mencapai sebesar Rp 591 miliar per 30 Juni 2016. EBITDA Prodia sebesar Rp 100 miliar dan EBITDA margin sebesar 15,5%.


Direktur Utama PT Indopremier Securities, Moleonoto The selaku salah satu penjamin pelaksana emisi efek IPO Prodia mengatakan, Prodia merupakan perusahaan laboratorium klinik pertama yang melakukan IPO. Sebagai pemimpin pasar dengan fundamental dan prospek bisnis yang sangat baik, pihaknya berkeyakinan bahwa IPO Prodia akan mendapat respon positif dari para investor.


"Dengan posisi Prodia sebagai pemimpin pasar dan prospek industrinya yang sangat positif, saham IPO Prodia akan menjadi pilihan sangat menarik bagi investor," kata Moleonoto.




Tentang PT Prodia Widyahusada Tbk.


Laboratorium Klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada 7 Mei 1973 oleh beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi. Sejak awal, Drs. Andi Widjaja, MBA, PhD beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati. Komitmen itulah yang mengantarkan Prodia menjadi laboratorium klinik terbaik dan terbesar di Indonesia seperti sekarang ini, serta menjadi Pusat Rujukan Nasional dengan visi menjadi Centre of Excellence dan  layanan kesehatan terpercaya menunjang pengobatan generasi baru.


Mulai tahun 2009, Prodia mengusung tema “Love for Quality” sebagai inspirasi bagi seluruh karyawan Prodia dalam memberikan layanan kepada pelanggan. “Love for Quality” merupakan perwujudan upaya perbaikan tanpa henti yang dilandasi rasa cinta demi mempersembahkan layanan berkualitas, karena Prodia percaya bahwa cinta dan Anda pelanggan setia adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan.

  • prodia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!