RAGAM

Pelatihan Pembuatan Konten Kreatif untuk Kebebasan Beragama dan Berekspresi

"Di era digital ini, kebebasan beragama dan berekspresi secara online menghadapi pelanggaran dan tantangan dengan maraknya narasi kebencian."

Pelatihan Pembuatan Konten Kreatif untuk Kebebasan Beragama dan Berekspresi

KBR, Jakarta – Sebuah studi dari Pew Research Center mengungkapkan bahwa 96% responden Indonesia menyatakan kepercayaan kepada Tuhan diperlukan sebagai acuan moral dan memiliki nilai-nilai yang baik.

Namun di era digital ini, kebebasan beragama dan berekspresi secara online menghadapi pelanggaran dan tantangan dengan maraknya narasi kebencian. Hal ini menjadi ancaman serius bagi perjuangan Indonesia dalam mempertahankan internet sebagai ruang sekuler, inklusif, dan memungkinkan ruang bagi keberagaman perspektif.

Sebagai salah satu organisasi yang mempromosikan hak digital di Asia-Pasifik, EngageMedia memberikan perhatian khusus atas peningkatan penggunaan media sosial dan platform online. Secara khusus dalam proyek Challenge, EngageMedia mempromosikan toleransi dalam ekspresi keagamaan dan berkepercayaan dalam ruang digital.

Teknologi digital menawarkan banyak kelebihan sebagai wadah untuk mengekspresikan diri, termasuk di dalamnya kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB). Oleh karena itu, EngageMedia bersama KBR mengadakan Pelatihan Konten Kreatif dengan tema “Konten Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berekspresi”.

Workshop Jurnalis tersebut dilaksanakan pada 23, 24, dan 27 Mei 2022. Dalam workshop yang diselenggarakan oleh EngageMedia bersama KBR terdiri dari 3 sesi online yang mengupas seputar kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB), kebebasan berekspresi dan produksi konten kreatif untuk mendukung keberagaman di Indonesia.

Workshop sesi pertama berisi seminar yang dipaparkan oleh 3 ahli dari bidang terkait. Pemaparan pertama disampaikan oleh Noor Huda Ismail selaku Visiting Fellow RSIS NTU & Co-Founder Ruang Obrol. Dia menyampaikan tentang kreasi prasasti perdamaian mengenai isu radikalisme disebarluaskan melalui konten media sosial dan pencegahan yang dapat dilakukan dengan narasi dan toleransi kebebasan beragam dan berkeyakinan di Indonesia.

Pemaparan kedua disampaikan oleh Pradipa P. Rasidi selaku Digital Rights Program Officer (Indonesia) EngageMedia. Materi yang dibawakan mengenai pengenalan dan fokus isu EngageMedia yaitu ujaran kebencian dan kebebasan beragama di Indonesia. Selanjutnya, Thowik selaku Manager Program Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK) memberikan pemaparan tentang peran media dalam mendukung narasi toleransi.

red
Sesi 1 - Acara Pelatihan Konten Kreatif untuk Dukung Kebebasan Beragama dan Berekspresi yang dilaksanakan Secara Daring pada Senin, 23 Mei 2022.

Sesi kedua diisi dengan pelatihan bagi para peserta tentang pembuatan konten kreatif oleh Wydia Angga selaku produser KBR yang memaparkan materi tentang produksi konten melalui audio yaitu podcast. Selanjutnya pemaparan materi dari Edy Purwanto selaku produser Watchdoc mengenai pembuatan dan tantangan saat membuat dokumenter terhadap isu keberagaman agama dan keyakinan. Lalu yang terakhir pemaparan materi oleh Kalis Mardiasih selaku pegiat media sosial, aktivis perempuan, dan penulis tentang panduan menyusun kontra-narasi dan narasi alternatif untuk toleransi dan perdamaian.

red
Sesi 2 - Acara Pelatihan Konten Kreatif untuk Dukung Kebebasan Beragama dan Berkespresi yang dilaksanakan Secara Daring pada Selasa, 24 Mei 2022.

Sesi ketiga merupakan presentasi story pitching oleh para peserta dan dinilai dengan dewan juri. Pada sesi ketiga tersebut terdapat 10 peserta workshop terpilih yang dapat menyampaikan ide konten kreatif yang mereka miliki untuk mendukung kebebasan beragama dan berekspresi. Dari 10 peserta workshop yang berhasil lolos sesi story pitching. Terpilih dua peserta dengan ide kreatif yang mendapat fellowship, mentoring dan biaya untuk memproduksi konten tersebut.

red
Sesi Story Pitching Rachmad Ganta Semendawai, Peserta terpilih Acara Pelatihan Konten Kreatif untuk Dukung Kebebasan Beragama dan Berekspresi yang dilaksanakan Secara Daring pada Jumat, 27 Mei 2022.


Rachmad Ganta Semendawai, merupakan peserta workshop terpilih yang berhasil mendapatkan fellowship, mentoring, serta biaya untuk memproduksi konten. Pada sesi ketiga Ganta menyampaikan ide konten untuk pembuatan sebuah serial dengan gaya naratif yang akan dibawakan oleh Bonopo yang merupakan sebuah boneka. Bonopo adalah plesetan dari Bonobo sejenis simpanse kecil yang merupakan hewan dengan altruisme tertinggi.

red
Sesi Story Pitching Ilham Rahmat Alam, Peserta terpilih Acara Pelatihan Konten Kreatif untuk Dukung Kebebasan Beragama dan Berekspresi yang dilaksanakan Secara Daring pada Jumat, 27 Mei 2022.

Selanjutnya, ada Ilham Rahmat Alam yang juga terpilih untuk mendapatkan fellowship, mentoring, dan biaya untuk memproduksi konten. Dalam sesi ketiga, Ilham menyampaikan bahwa akan membuat konten berbentuk edukasi mengenai kebebasan beragama dan berekspresi yang akan fokus pada bahasan “Hate Speech dan Diskriminasi” yang sering ditemui pada kalangan masyarakat. Konten tersebut akan dibuat dalam bentuk podcast yang juga disebarkan melalui media cetak atau daring.

Ide-ide menarik dari para pemuda di Indonesia ini merupakan upaya untuk mendukung kebebasan beragama dan berekspresi. Karena, Indonesia masih butuh perjuangan untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan akan beragama dan berkeyakinan dan kebebasan berekspresi. Salah satu caranya yang bisa kita lakukan adalah dengan memperbanyak narasi atau konten yang mendukung keragaman pendapat beragama di Indonesia.

Selain itu EngageMedia bersama KBRPRIME berkolaborasi dalam mendukung kehidupan yang damai, bebas konfilk sosial dalam Podcast Diskusi Psikologi Episode Pasca Konflik Sosial: Bagaimana Menelurusi Akar Trauma dan Episode Pasca Konflik Sosial Healing dan Tantangannya di Mayantara.

Baca juga: https://kbr.id/ragam/06-2022/p...

Editor: Paul M Nuh

  • toleransi
  • adv
  • keberagaman
  • kebebasan berekspresi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!