KABAR BISNIS

Sequis Ajak Masyarakat Tingkatkan Pengetahuan Soal Kanker & Siapkan Anggaran Kesehatan

"Menambah pengetahuan mengenai penyakit kanker juga bermanfaat agar pasien dan keluarga dapat siap fisik dan mental, memiliki semangat, dan pikiran yang positif bahwa kanker dapat dilawan."

Paul M Nuh

Sequis Ajak Masyarakat Tingkatkan Pengetahuan Soal Kanker & Siapkan Anggaran Kesehatan

Kanker masih menjadi penyakit mematikan hingga saat ini. Pemerintah, para peneliti, paramedis, pelaku industri kesehatan terus melakukan berbagai edukasi dan pengembangan terkait pengobatan, pencegahan, penyediaan akses pengobatan bagi pasien kanker hingga teknologi pengobatan kanker.

Peringatan akan bahaya kanker juga telah menginsipirasi perusahaan asuransi untuk menyediakan produk asuransi yang dapat membantu masyarakat melakukan pengobatan. Sequis melakukan inovasi pada produk asuransi kesehatan Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC) dengan menambahkan fasilitas X Booster agar pasien bisa mendapatkan pengobatan yang komprehensif.

Beberapa keunggulan SQIMC dengan X Booster terkait pengobatan kanker, yaitu tersedia manfaat penggantian biaya kesehatan sesuai tagihan (as charged) untuk rawat jalan kanker dan cuci darah dan perawatan kanker non-medis (alternatif) atau dikenal dengan perawatan kanker eksperimental hingga Rp1,8 miliar/tahun termasuk untuk konsultasi, pemeriksaan tes, dan obat dalam jangka waktu 30 hari kalender sebelum, dan/atau 90 hari kalender sesudah mendapatkan terapi hormon, terapi imun atau terapi target.

Menambah pengetahuan mengenai penyakit kanker juga bermanfaat agar pasien dan keluarga dapat siap fisik dan mental, memiliki semangat, dan pikiran yang positif bahwa kanker dapat dilawan.

Dokter Spesialis Bedah Digestive dr. Sylvia F.Laura, SpB-KBD Ciputra Hospital Tangerang mengatakan dengan memiliki pengetahuan mengenai penyakit kanker yang tepat, pasien akan memiliki kesadaran yang tinggi dan berinisiatif untuk melakukan deteksi dini kanker, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena kanker.

Mereka yang berisiko terkena kanker, contohnya pada kanker usus besar, umumnya berusia di atas 50 tahun, laki laki lebih sering dari pada wanita, memiliki riwayat keluarga menderita kanker, gaya hidupnya tidak sehat, berat badan berlebih, jarang mengonsumsi makanan berserat, dan sering terpapar zat kimia tertentu. Gejala yang timbul, seperti defekasi yang tidak normal, disertai darah, dan lendir, serta nyeri saat BAB. Diperlukan skrining agar kanker dapat ditemukan lebih dini.

Skrining dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan atau deteksi dini. Dalam kasus kanker usus besar, colonoskopi merupakan gold standard sebagai diagnostik maupun terapi. Melalui colonoskopi, jaringan kanker dapat diambil (biopsi) agar jenis histopatologi pada kanker dan stadiumnya dapat kita diketahui sehingga kanker dapat ditangani dengan tepat. Semakin dini kanker dapat dideteksi, semakin baik prognosis (prediksi perkembangan penyakit dari tanda dan gejala apakah membaik atau memburuk) dan survival rate (kelangsungsungan hidup) pasien.

Asuransi Kesehatan untuk Antisipasi Biaya Pengobatan Kanker

Meningkatkan pengetahuan tentang kanker juga perlu dibarengi dengan pengetahuan perencanaan keuangan, yaitu pendapatan yang kita miliki tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saaat ini, melipatgandakan kekayaan, dan mempercepat pertumbuhan kekayaan semata. Tetapi, keuangan yang dapat meminimalisir risiko ekonomi jika terjadi hal yang tak terduga, seperti penyakit kritis.

Agency Development Manager Henry Kurniawan K S, RFP®, LCPC menyarankan untuk menyiapkan anggaran biaya asuransi dengan rumus 10% untuk kebaikan, 30% untuk cicilan produktif, 40% untuk kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup, dan 20% untuk masa depan depan. Termasuk dalam dana masa depan, seperti dana darurat, pendidikan anak, dana pensiun, dan asuransi jiwa dan kesehatan.

Asuransi kesehatan penting terutama di saat tak terduga. Untuk itu, nasabah perlu berkomitmen membayar premi agar perlindungan dapat terus terlindungi. Tetapi mengingat premi bertambah seiring dengan bertambahnya usia maka nasabah perlu menyiasati keuangannya agar tetap dapat membayar premi untuk tetap mendapatkan perlindungan asuransi. “Bagi yang memiliki penghasilan tetap, biasanya ada kenaikan gaji setiap tahun. Penambahan gaji ini dapat dialokasikan pada dana masa depan. Misalnya, kenaikan gaji 7% alokasikan dana tersebut untuk premi Anda bisa mengikuti sebesar 7% untuk persiapan jika premi asuransi naik seiring bertambahnya usia, “sebut Henry.

  • advertorial
  • sequis

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!