DARI POJOK MENTENG

Menyimak Brasil Bersama Jobim

Ilustrasi.

Di perhelatan Piala Dunia yang tengah berlangsung saat ini di Brasil, ada satu tempat yang hampir pasti didatangi oleh semua pemain. Tempat itu adalah bandara utama yang ada di Rio de Janeiro, Brasil, yaitu Bandara Internasional Galeão, yang juga dikenal dengan nama lainnya yaitu Antonio Carlos Jobim International Airport.

Nama yang terakhir ini adalah nama seorang pionir bossanova asal Brasil, yang membuat jenis musik ini terkenal ke seantero jagad bumi. Nama lengkapnya adalah Antonio Carlos Brasileiro de Almeida Jobim, atau populer dengan sapaan Tom Jobim. Karena itulah nama Jobim ikut disematkan dalam nama bandara di Brasil sebagai penghargaan atas jasa sang pionir itu. 

Jobim lahir pada tanggal 25 Januari 1927. Ia wafat di tanggal yang sama dengan tanggal kematian John Lennon serta tanggal kelahiran aktivis HAM Indonesia, Munir, yaitu 8 Desember 1994. 

Lagu ‘Garota de Ipanema’ (The Girl from Ipanema) berasal dari tangan dinginnya bersama Vinicius de Moraes (musisi dan diplomat, salah satu gubahannya yang patut didengar adalah Morena Flor). Mereka lah yang bertanggung jawab membuat jenis musik bossa nova terkenal di dunia. Tom Jobim juga memasukkan nama bandara internasional Brasil itu di dalam salah satu karyanya, sebelum namanya sendiri diabadikan menjadi nama bandara tersebut.

“/See the cable cars/That sway above the bay of Guanabara/ Tiny sailboats far below dance the samba as they go/Shinning Rio there you lie/City of sand and sea and sky /Mountains of green rising so high/Four minutes more we'll be there at the airport of Galeão/...”. 

Lirik tersebut merupakan lirik versi Inggris dari lagu ciptaan Tom Jobim yang berjudul ‘Samba do Aviao’. Versi lirik Inggris dari lagu ini dibuat oleh Gene Lees, mantan jurnalis,kritikus,dan pembuat lirik musik yang berasal dari Kanada. Judul versi Inggris lagu ini adalah ‘Song of The Jet’, di situ Jobim bercerita tentang keindahan kota Rio de Janeiro dan betapa ia sangat mencintai kota tersebut.

Heloisa Eneida Menezes Paez Pinto adalah seorang gadis yang berusia 19 tahun yang tinggal di Jalan Montenegro di distrik Ipanema. Ipanema merupakan sebuah pemukiman trendi yang terletak di tepi pantai, di selatan kota Rio de Janeiro. Setiap hari ia berjalan melewati bar Veloso – untuk ke pantai, ke sekolah, ke dokter gigi sampai ke tukang jahit. Saat berkunjung ke bar Veloso membeli rokok  untuk ibunya, maka siulan para lelaki di bar itu bergemuruh saat dia hendak meninggalkan bar tersebut. Banyak lelaki pengunjung bar tersebut yang mengagumi kecantikan sang gadis – dengan tinggi 173 cm, bermata hijau dan rambut panjang terurai. Tom Jobim dan Vinicius de Moraes termasuk yang paling rutin menjadi pelanggan di bar itu. 

Kira-kira suasana seperti itulah yang menjadi latar belakang penciptaan lagu “The Girl from Ipanema”. Lagu tersebut dipercaya merupakan lagu pop kedua setelah “Yesterday” (The Beatles) yang paling sering dibawakan ulang oleh musisi lain. Liriknya ditulis oleh Vinicius de Moraes, sedangkan musiknya digubah oleh Tom Jobim menggunakan piano di rumahnya di Rua Barao da Torre, di Ipanema. Kini, ‘Jalan Montenegro’ disebut ‘Jalan Vinicius de Moraes’, sementara ‘Bar Veloso’ dinamai ‘A Garota de Ipanema’. Tentu saja nama gadis tersebut (kini Helo Pinheiro, setelah menikah) juga ikut melambung pada saat lagu tersebut dikenal dunia. 

“Bossanova adalah jenis musik yang gembira,musik yang positif,” begitu kata Tom Jobim mengutip ungkapan  penyanyi Caetano Veloso. Idealnya dalam keadaan sesedih apapun, bossa nova merupakan alat untuk melawan kesedihan tersebut. Hal itu bisa dirasakan saat kita mendengarkan nada dan lirik dari lagu “Meditation”, yang bercerita tentang kesedihan seseorang yang merasa kesepian saat ditinggal kekasihnya.”

/ Yes I love you so/And that for me is all I need to know/I will wait for you/Til the sun falls from out of the sky/For what else can I do/I will wait for you meditating/How sweet life will be/When you come back to me/

/If you say my singing is off key my love/ You will hurt my feelings don't you see my love/I wish I had an ear like yours//A voice that would behave/But all I have is feelings and a voice gone deaf/

Lirik di atas mungkin bisa dikatakan rayuan gombal seseorang kepada kekasihnya lewat sebuah lagu. Kisahnya, lagu tersebut dinyanyikan oleh seseorang yang tidak sensitif soal nada (fals), tapi dia tetap bertekad untuk menyanyikan lagu tersebut untuk kekasihnya, walaupun si perempuan berkali-kali mengatakan bahwa nada-nada yang dinyanyikan terdengar fals. Beberapa dari kita, mungkin mengalami kejadian ini secara pribadi. Lagu tersebut berjudul “Desafinado”(Off Key) , salah satu lagu bossa nova yang terkenal selain “How Insensitive” (duet antara Sting dan Jobim), “Wave” yang dibawakan ulang dengan apik oleh Sergio Mendes, “One Note Samba” (salah satu lagu dari album ‘Abraca Antonio Carlos Jobim’ milik Ella Fitzgerald), “Samba de Maria Luisa” yang merupakan luapan perasaan cintanya kepada anak perempuannya sebelum ia meninggal, dan beberapa lagu lainnya.

Semua lagu diatas dapat anda simak di Winning Eleven Edisi ‘Antonio Carlos Jobim, pelopor Bossa Nova’, Jumat (20/06/2014) pukul 11.00 WIB di Green Radio 89,2 FM.

Penulis adalah Music Director Green Radio dan penanggung jawab Program Winning Eleven

  • Jobim
  • Winning Eleven

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!