DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] Sutera Untuk Swasembada Sandang Indonesia

[Advertorial] Sutera Untuk Swasembada Sandang Indonesia

Dalam kesempatan Press Tour Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi, Dra. Lincah Andadari memaparkan inovasi dan telur sutera lokal saat dalam perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta dengan kereta api. Sutera merupakan bahan serat hewan dari ulat sutera yang menghasilkan bahan tekstil. Saat ini, Indonesia merupakan pengimpor kapas yang merupakan bahan baku kain katun sebesar 99,2 persen dari kebutuhan 700 ribu ton kapas per tahun untuk memenuhi kebutuhan kapas nasional. Ia menegaskan, Indonesia sangat kaya dan memiliki alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut, bahkan dapat melakukan swasembada sandang. Ia menjelaskan, bahwa daun murbei sangat baik untuk pakan ulat sutera, karena dengan 800 kg daun murbei, untuk 1 box kokon (35-40 kg kokon), dapat menghasilkan 28-40 meter kain.

Persuteraan alam melingkupi sektor hulu hingga hilir. Di sektor hulu, dapat meliputi budidaya ulat sutera dan daun murbei sebagai pakan ulat sutera. Di sektor hilir pun, akan meliputi industri dan pemasaran. Namun, permasalahan pun masih mengganjal dari berkembangnya niatan swasembada sandang ini. Pasokan benang sutera di Indonesia, hanya mampu memenuhi 5 persen kebutuhan nasional, hanya ada 30 ton per tahun yang seharusnya 900 ton per tahun. Kualitas benang sutera Indonesia sebenarnya lebih baik dibandingkan dari Cina, namun telur dan murbei lokal Indonesia dihargai lebih murah. Bahkan harga sutera lokal dihargai lebih murah, hanya 650 ribu rupiah per kilogram, sedangkan sutera cina dihargai 870 ribu rupiah per kilogram. Dengan rendahnya serta ketidakpastian harga membuat masyarakat tidak antusias untuk membudidayakan sutera.


Dengan masalah tersebut, Badan Litbang dan Inovasi memperoleh solusi dengan ditemukannya jenis murbei unggul yang telah diluncurkan dengan nomor SK 739/MENHUT-II/2013 bernama Suli 1. Dengan begitu, ditemukan pula jenis ulat sutera unggul yang telah diluncurkan dengan nomor SK 369/MENHUT-VIII/2004 & SK 794/ MENHUT-II/2013 bernama BS 09 dan PS 01. Prospek usaha pun akan muncul, karena hasil jadi sutera alam menjadi bernilai ekonomi tinggi, kebutuhan akan hasil sutera alam dari tahun ke tahun tidak berkurang, dapat meningkatkan pendapatan serta memperluas lapangan pekerjaan, dan yang tidak kalah penting dapat meningkatkan kualitas lingkungan, baik dari segi konservasi tanah, penghijauan, maupun kebersihan dan kesehatan lingkungan.



Editor: Paul M Nuh

  • KLHK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!