BERITA

Moratorium Hotel Dicabut, Ini Tanggapan Pegiat Lingkungan Yogya

Moratorium Hotel Dicabut, Ini Tanggapan Pegiat Lingkungan Yogya

KBR, Yogyakarta- Pegiat lingkungan bereaksi atas keputusan pemerintah yang mencabut moratorium izin hotel di Kota Yogyakarta. Warga Miliran Yogyakarta sekaligus pegiat gerakan Jogja Ora Didol, Dodok Putra Bangsa mempertanyakan komitmen Pemkot Yogyakarta dalam bidang pembangunan tata ruang yang berwawasan lingkungan.

Menurut Dodok, moratorium izin hotel yang berlaku selama kurun 2014-2018 tidak ada artinya karena pemerintah tetap mengeluarkan izin untuk pendirian apartemen.


"Nggak ada menariknya isi moratorium. Moratorium diperpanjang sampai 2018 tapi Perda apartemen disahkan. Besok Perda apartemen dan hotel dimoratorium, dikeluarkan lagi Perda kondotel," kata Dodok di Yogyakarta, Jumat (04/01/2019).


Dodok Putra Bangsa   menduga, kebijakan moratorium   sarat muatan politis dari Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Ia mengatakan,  warga tidak akan tinggal diam menyikapi semakin gencarnya pembangunan hotel di kota Yogyakarta.

Menurut Dodok pemerintah tidak melakukan publikasi evaluasi terhadap perizinan dan pembangunan hotel selama moratorium diberlakukan.

"Sekarang dibuka lagi, tidak diperpanjang. Mulai 2019 sudah bisa dibuka untuk bintang lima, bintang empat. Sangat mungkin karena ini periode kedua karena dia sudah tidak bisa nyalon lagi. Yang jelas kita tunggu aja nanti akan ada gerakan warga yang akan menanggapi gerakan-gerakan beliau (walikota)," ucapnya.


Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta mengumumkan pencabutan moratorium pembangunan hotel. Aturan yang tertuang pada Peraturan Walikota (Perwal) Yogyakarta No. 85 tahun 2018 ini berlaku sepanjang tahun 2019 untuk hotel bintang 5, bintang 4 dan guest house.

Baca juga: Pemkot Yogya Cabut Moratorium Izin Hotel, Sultan Minta Selektif

Wakil walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan, dibukanya izin pendirian hotel baru didasarkan pada meningkatnya kebutuhan sarana penginapan  dengan akan dioperasikannya bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo. Menurutnya, hotel baru perlu dibangun untuk mengakomodir wisatawan saat musim liburan.

"Dengan mempertimbangkan pertumbuhan penumpang, potensi yang muncul pada saat bandara baru dan ketersediaan fasilitas pada pengunjung dan wisatawan, kita masih harus beri pelayanan terbaik agar wisatawan terlayani dengan baik saat datang ke Yogya," kata Heroe di Yogyakarta, Rabu (02/01/2019).


Heroe Poerwadi menjabarkan, wisatawan yang masuk ke Yogyakarta melalui bandara Adisutjipto di akhir pekan sebanyak sepuluh ribu orang. Dengan adanya NYIA, diprediksi wisatawan yang datang bisa mencapai 25 ribu orang. Sementara saat ini terdapat 624 hotel di kota Yogyakarta. Sebanyak 5 hotel berbintang lima, 14 hotel berbintang empat dan 30 hotel berbintang tiga. Sisanya adalah hotel bintang dua, satu dan melati.


"Makanya kita juga dorong pembangunan guest house agar masyarakat merasakan langsung dampak kehadiran wisatawan ke Yogya," imbuh Heroe.



Editor: Friska Kalia


 

  • Yogyakarta
  • DIY
  • Moratorium
  • Hotel
  • Pariwisata
  • Wisatawan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!