BERITA

ISIS Klaim Dalangi Teror Bom Katedral Kairo Mesir

ISIS Klaim Dalangi Teror Bom Katedral Kairo Mesir

KBR - Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Katedral Ortodoks Koptik St Mark, gereja terbesar di Kairo, Mesir.


ISIS bahkan mengeluarkan ancaman untuk melakukan serangan lagi terhadap umat Kristen.


Pengakuan ISIS itu disampaikan melalui Amaq, media yang berafiliasi dengan ISIS.


Terkait bom bunuh diri di Katedral Koptik di Kairo itu, ISIS menyebut pelakunya adalah Abu Abdallah al-Masri. Pelaku meledakkan bom yang terikat di pinggangnya di dalam gereja itu.


Dalam aksi teror itu 25 orang tewas terbunuh dan 49 orang luka.


"Setiap orang kafir dan murtad di Mesir dan dimanapun harus tahu bahwa perang kami terus berlanjut," kata kelompok itu.


Ikhwanul Muslim

Namun informasi ISIS mengenai pelaku bom bunuh diri itu berbeda dengan keterangan dari otoritas pemerintah Mesir.


Pemerintah Mesir menyebut pelaku bernama Mahmoud Shafik Mohammed Mostafa, seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Kementerian Dalam Negeri Mesir menyebut pelaku pernah menjadi pendukung kelompok politik Ikhwanul Muslimin yang kini kelompok terlarang.


Presiden Mesir Abdul Fatah al-Sisi mengatakan aparat menahan empat orang dari kelompok pelaku bom bunuh diri, termasuk seorang perempuan. Polisi kini mencari anggota jaringan pelaku lainnya, termasuk dua orang pelaku pemboman Katedral yang masih buron.


Menurut pemerintah Mesir, pelaku bergabung dengan sel kelompok milisi radikal seusai kabur dari tahanan kepolisian. Ia sempat ditahan polisi pada 2014 karena membawa senjata api saat demonstrasi, namun kemudian dibebaskan dengan uang jaminan.


Kantor berita Reuters sempat mewawancara orang tua pelaku. Orang tua Mahmoud Shafik mengatakan anaknya itu mengalami pelecehan seksual selama berada di tahanan polisi pada 2014. Namun orang tua tidak tahu jika anaknya ikut kelompok radikal.


Di kabarkan Mahmoud Shafik bergabung dengan sel kelompok radikal pimpinan Mohab Mostafa Sayyed Qassim, seorang eks anggota Ikhwanul Muslimin yang kemudian bergabung ke ISIS.


Presiden Al-Sisi memegang puncak kekuasaan pada 2013, dan menggeser Mohammed Mursi yang didukung kelompok Ikhwanul Muslimin. Al-Sisi kemudian melarang kelompok partai politik Ikhwanul Muslimin.

Para pendukung Al-Sisi, termasuk dari Ikhwanul Muslim, kerap menyalahkan umat Kristen karena terlibat penggulingan tokoh panutan mereka, Mursi.


Pasca serangan teror bom di katedral itu, Presiden Al-Sisi menyerukan amandemen undang-undangan antiterormse dan memperketat penerapan sistem pengadilan.


Gereja Kristen Koptik di Kairo sebelumnya juga menjadi sasaran target dari kelompok. Serangan teror sebelumnya juga terjadi pada 2011 yang menewaskan 21 orang, namun tidak ada satu pun dihukum.


Di Mesir saat ini terdapat sel milisi ISIS, bernama Anshar Baitul Maqdis. Kelompok ini berada di sekitar Semenanjung Sinai, di perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza. Mereka telah berbaiat pada ISIS sejak 2014. (Reuters/BBC/AP/DPA/DW/Ahram) 

  • ISIS
  • teroris
  • Kairo
  • Mesir
  • teror

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!