INTERNASIONAL

2013-12-18T15:24:02.000Z

Jumlah Jurnalis yang Diculik pada 2013 Naik 129 Persen

"KBR68H "

Jumlah Jurnalis yang Diculik pada 2013 Naik 129 Persen
jurnalis, diculik, reporters without borders

KBR68H – Reporters Without Borders mencatat, 71 jurnalis tewas ketika tengah melakukan pekerjaannya di sepanjang tahun ini. Jumlah itu menurun 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, jumlah jurnalis yang diculik pada tahun ini justru meningkat drastic 129 persen dibandingkan tahun lalu.

“Perang melawan impunitas harus menjadi prioritas utama bagi komunitas internasional, dan hanya bebrapa hari lagi akan diperingati tujuh tahun Resolusi Dewan Keamanan PBB 1738 tentang keamanan jurnalis, dan sudah ada resolusi internasional baru tentang perlindungan terhadap jurnalis,”kata Sekjen Reporters Without Borders, Christophe Deloire, dalam keterangan pers yang diterima KBR68H, Rabu (18/12).

Wilayah yang paling berbahaya bagi jurnalis dalam menjalankan tugasnya adalah Asia dengan jumlah 24 orang tewas, diikuti Timur Tengah dan Afrka Utara (23 jurnalis tewas). Jumlah jurnalis yang tewas di Afrika sub Sahara turun drastic dari 21 orang pada 2012 menjadi 10 pada tahun ini. Di Amerika Latin juga berkurang dari 15 orang menjadi 12 orang.

Jumlah jurnalis yang diculik pada tahun ini melonjak tajam dari 38 orang pada 2012 menjadi 87. Sebagian besar kasus penculikan terhadap jurnalis terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara (71 kasus), diikuti Afrika sub-Sahara (11 kasus). Pada 2013, 49 jurnalis diculik di Suriah dan 14 orang di Libya.

Dalam konflik di Timur Tengah, jurnalis asing kerap menjadi target oleh pemerintah lokal dan juga kelompok Islam seperti the Levant (ISIS) dan Jabhat Al-Nosra. Hingga kini, 18 jurnalis asing dan 22 penyedia jasa berita di Suriah diculik atau masih hilang.

  • jurnalis
  • diculik
  • reporters without borders

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!