INTERNASIONAL

Aktivis Perempuan Kecewa dengan Sikap Pemerintah Indonesia

Aktivis Perempuan Kecewa dengan Sikap Pemerintah Indonesia

KBR, Thailand- Para aktivis Perempuan menyatakan kecewa dengan pemaparan dari pemerintah Indonesia dalam acara Konferensi Beijing+20 review " Asia Pasific Conference: Women, Gender Equality and Empowerment" di Bangkok, Thailand, Selasa (18/11). 


Kekecewaan bermula ketika dalam forum tersebut pemerintah setuju pada penolakan kebijakan negara-negara-negara seperti Iran, Pakistan dan Rusia soal orientasi seksual dan soal family diversity (keberagaman dalam keluarga). Juga penolakan paragraf tentang konflik sosial, serta penolakan pada paragraf hak waris perempuan.


"Kita mengalami kemunduran yang luar biasa atas beberapa pasal yang diungkapkan pemerintah dalam konferensi ini," jelas Ruby Kholifah dari Asia Muslim Action and Network (AMAN).


Disebut mundur karena sebelumnya Indonesia sudah memiliki sejumlah kovenan dan Undang-undang yang memperkuat sejumlah pemaparan ini.


Namun justru pemerintah memberikan laporan yang justru menunjukkan kemunduran pembangunan perempuan di Indonesia.


"Padahal seharusnya pemerintah membawa persoalan-persoalan yang dialami perempuan Indonesia dalam forum regional dan internasional untuk membuat kebijakan antar negara yang tidak merugikan perempuan," jelas Rita Serena Kalibonso dari Mitra Perempuan.


Sejumlah aktivis perempuan kemudian menyatakan kecewa pada pemerintahan baru yang dipimpin Jokowi-Jusuf Kalla yang telah berjanji untuk selalu akuntabel dan transparan,


Sejumlah Perubahan


Namun dalam pertemuan diplomasi antara Indonesia, Iran, Pakistan dan Rusia yang diadakan setelah konferensi, akhirnya disepakati bahwa "orientasi seksual dan family diversity" telah dirubah menjadi "women and diversity."


Ketua delegasi pemerintah Indonesia, Heru Prasetyo Kasidi yang merupakan Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Polsoskum Kementerian Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menyatakan, bahwa pemerintah hanya akan merespon isu-isu yang menjadi prioritas nasional yang berdampak pada masyarakat.


"Kita fokuskan pada pembangunan perempuan, kesehatan dan ekonomi bagi perempuan, untuk beberapa isu lain, kami harus lihat juga dinamikanya di dalam negeri," kata Heru Prasetya.


Konferensi perempuan negara-negara anggota Asia dan Pasifik ini diadakan oleh UNESCAP di gedung United Nation Convention Center (UNCC) di Bangkok, Thailand hingga 20 November 2014. Konferensi ini membahas soal kemajuan dan kemunduran pada perempuan  masing-masing negara anggota PBB di Asia Pasifik.


Editor: Antonius Eko 

  • konferensi perempuan
  • asia pasifik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!