INTERNASIONAL

Pasokan Makanan Menyusut, Korban Topan Haiyan Frustasi

"Ribuan korban topan Haiyan di Filipina mulai putus asa. Berbagai aksi penjarahan marak terjadi karena rasa panik melanda para korban akibat susutnya pasokan makanan, air bersih dan obat-obatan."

Irvan Imamsyah

Pasokan Makanan Menyusut, Korban Topan Haiyan Frustasi
topan haiyan, filipina

KBR68H - Ribuan korban topan Haiyan di Filipina mulai putus asa. Berbagai aksi penjarahan marak terjadi karena rasa panik melanda para korban akibat susutnya pasokan makanan, air bersih dan obat-obatan. 


Hal ini terjadi lima hari pascabencana topan Haiyan. Para korban merasa frustasi dan marah karena pasokan penting bagi mereka menyusut. Beberapa korban bahkan menuliskan kalimat ‘Bantu Kami’ pada dinding-dinding bangunan yang ada di sekitar pengungsian. 


Selain itu, kontroversi juga muncul atas jumlah korban tewas. Presiden Benigno Aquino mengatakan pejabat setempat telah melebih-lebihkan jumlah korban tewas. Menurut dirinya jumlah korban tewas akibat hantaman topan mencapai 2000 hingga 2500 dari 10 ribu jumlah yang diperkirakan.Penjelasan tersebut sontak menuai kritik dari para pekerja kebencanaan. 


Sementara itu, Badan Pangan Dunia mengatakan beras telah dibagikan ke hampir 50.000 orang di daerah Tacloban dan 10 metrik ton biskuit energi tinggi telah disalurkan ke kota itu. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan sedang berusaha menyalurkan tim dan pasokan medis ke kawasan itu, tetapi upaya mencapai tempat itu masih sulit. Sejauh ini, tim dari Australia, Jepang dan Jerman sudah dalam perjalanan ataupun sudah tiba di daerah tersebut. 


Angka resmi korban tewas akibat badai itu telah meningkat menjadi sedikitnya 2.275 orang. Terdapat kekhawatiran angka itu akan naik lebih tinggi karena banyak daerah terpencil masih belum dijangkau.(Reuters)


Editor: Antonius Eko 


  • topan haiyan
  • filipina

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!