BERITA

Bendung Ribuan Migran Amerika Tengah, AS Kerahkan 800 Pasukan ke Perbatasan

Bendung Ribuan Migran Amerika Tengah, AS Kerahkan 800 Pasukan ke Perbatasan

KBR, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon diperkirakan akan mengerahkan sekitar 800 pasukan ke perbatasan AS-Meksiko. Pernyataan itu dikatakan oleh dua pejabat AS kepada AFP pada Kamis (25/10/2018).

Kamis pagi, Presiden Donald Trump menulis di twitter bahwa kekuatan militer akan digunakan di  perbatasan AS-Meksiko untuk menangani keadaan "darurat nasional". Langkah ini merupakan tanggapan terhadap 7.000 migran Amerika Tengah, yang bergerak ke utara melalui Meksiko, dengan tujuan menyeberang ke AS untuk mendapatkan suaka.

Menteri Pertahanan Jim Mattis diperkirakan akan menandatangani perintah penempatan pasukan baru tersebut.

Lebih dari dua ribu Garda Nasional telah dikerahkan untuk beroperasi di perbatasan. Pasukan tersebut termasuk dokter dan insinyur yang dikerahkan untuk memberikan dukungan logistik termasuk tenda, kendaraan, dan peralatan. Pasukan yang dikirim  memenuhi daftar keinginan untuk bantuan militer yang dikirim ke Pentagon oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri, badan besar AS yang bertanggung jawab atas perbatasan.

Pada April, Trump mengatakan akan mengirim ribuan pasukan Garda Nasional ke perbatasan selatan. Otorisasi awal itu memungkinkan sekitar 4.000 pengawal dikirim ke perbatasan, tetapi hanya sekitar setengah dari jumlah itu yang dikerahkan.

Ribuan migran Amerika Tengah melintasi Meksiko menuju Amerika Serikat. Masalah ini telah menjadi seruan keras bagi presiden AS, yang telah mengambil garis keras pada imigrasi ilegal. Dalam serangkaian tweet pekan lalu, Trump mengisyaratkan niatnya untuk mengirim lebih banyak pasukan.

AS akan berhenti jika Meksiko menghentikan pergerakan ribuan migran itu. Trump juga mengumumkan bahwa AS akan mulai memotong bantuan ke Guatemala, Honduras dan El Salvador.

Baca juga: Trump Akan Potong Bantuan Ke Honduras, Jika Konvoi Ribuan Migran Tak Dihentikan

Menteri Luar Negeri Guatemala, Sandra Jovel menepis ancaman itu. Ia mengatakan  bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan resmi tentang langkah itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa 7.000 orang telah bergabung dengan gerombolan migran sejak berangkat dari San Pedro Sula, Honduras 13 Oktober lalu. 

  • migran
  • honduras
  • meksiko
  • Amerika Serikat
  • Donald Trump

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!