BERITA

Istri dari Wa Lone dan Kyaw Soe Sesalkan Sikap Aung San Suu Kyi

Istri dari Wa Lone dan Kyaw Soe Sesalkan Sikap Aung San Suu Kyi

KBR, Jakarta - Para istri dari dua wartawan Reuters yang divonis 7 tahun penjara secara terbuka menyesalkan sikap dari Aung San Suu Kyi, peraih Nobel perdamaian.

"Aung San Suu Kyi biasa memberi pidato sebelum saya bahkan mengerti bahasa Inggris, dan saya akan selalu mendengarkannya karena saya tahu pemimpin negara sedang berbicara," kata Pan Ei Mon, istri reporter Wa Lone, saat dia berbicara kepada media di Yangon.

“Saya sangat menghormatinya, tetapi dia mengatakan bahwa suami kami bukan reporter karena mereka melanggar rahasia negara, dan saya sangat hancur oleh pernyataan itu,” tambahnya.

Pada hari yang sama, wakil presiden AS Mike Pence menjelaskan pentingnya kebebasan pers saat ia meminta Myanmar untuk membalikkan putusannya dan segera membebaskan kedua wartawan itu.

“Wa Lone dan Kyaw Soe Oo seharusnya dipuji, bukan dipenjara  karena pekerjaan mereka mengekspos pelanggaran hak asasi manusia dan pembunuhan massal. Kebebasan beragama dan kebebasan pers sangat penting bagi demokrasi yang kuat,” tulis Pence dalam sebuah unggahan di Twitter.

Praduga Aung San Suu Kyi mengenai kesalahan wartawan sebelum dijatuhi hukuman telah mengundang kritik dari pendukung kebebasan pers. Hal ini dianggap sebagai indikasi kalau persidangan berjalan tidak adil.

“Pemimpin negara kami tidak tahu kasusnya dengan baik. Kedua keluarga kami mendongak kepadanya (Aung San Suu Kyi), dan kami sangat sedih bahwa orang yang kami hormati salah mengartikan kami,” tambah Pan Ei Mon.

Selama konferensi pers, Pan Ei Mon menyesalkan bahwa putrinya yang lahir bulan lalu akan tumbuh besar tanpa mengetahui siapa ayahnya.

“Sejak awal kehamilan, saya pikir mereka akan dibebaskan sebelum saya melahirkan. Tetapi pada akhirnya saya memiliki anak, mereka tidak bebas. Saya tetap kuat dengan harapan bahwa anak saya akan bertemu ayahnya, tetapi setelah putusan kemarin, harapan saya hancur,” ujar Pan Ei Mon.

Chit Su Win, istri Kyaw Soe Oo, juga berbicara kepada Aung San Suu Kyi ketika menjelaskan tentang penahanan suaminya.

“Putriku bertanya padaku - apakah ayah tidak mencintaiku lagi? Apakah ayah tidak tinggal bersama kami lagi? Sebagai seorang ibu, saya merasa hancur. Saya mengatakan ayahnya bekerja. Saya berusaha menjadi kuat untuk putri saya. Saya merasa sangat tertekan, tetapi saya menguatkan diri, karena jika saya depresi, siapa yang akan merawat putri saya? Saya khawatir putri saya akan terluka,” katanya.

Hukuman kepada wartawan muncul ketika Myanmar dan partai National League for Democracy (NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi menghadapi kecaman internasional atas pengetatan pembatasan negara terhadap kebebasan berbicara dan media.

Sebelumnya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengeluarkan kecaman atas vonis penjara 7 tahun yang dijatuhkan pengadilan Myanmar terhadap dua jurnalis Reuters tersebut. Vonis itu merupakan ancaman serius bagi kebebasan pers, sekaligus preseden buruk dan kemunduran besar bagi demokrasi Myanmar. 

AJI juga menyatakan dukungan terhadap W Lone dan Kyaw Soe Oo, serta Reuters yang terus mengupayakan pembebasan mereka melalui upaya hukum di Myanmar. AJI juga menyerukan kepada organisasi dan individu di berbagai wilayah untuk mendukung kedua jurnalis Reuters sebagai bagian dari tindakan kolektif untuk menjaga kebebasan pers di Asia Tenggara. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • Rohingya
  • Aung San Suu Kyi
  • Kebebasan Pers

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!