INTERNASIONAL

WHO: Kondisi Layanan Medis Gaza di Ambang Kehancuran

"KBR - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kondisi pelayanan medis di Jalur Gaza sangat memprihatinkan. Bahkan WHO menyebut dengan kata 'di ambang kehancuran'."

WHO: Kondisi Layanan Medis Gaza di Ambang Kehancuran
gaza, palestina, israel

KBR - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kondisi pelayanan medis di Jalur Gaza sangat memprihatinkan. Bahkan WHO menyebut dengan kata 'di ambang kehancuran'.

WHO beralasan saat ini kondisi rumah sakit dan kantong pertolongan di sana kekurangan obat-obatan. Selain itu krisis minyak bahan bakar pun terjadi. Generator rumah sakit tidak bisa dihidupkan.

Saat ini pihak penyelamat di Gaza memerlukan Rp 459 miliar untuk membeli perlengkapan kesehatan sampai akhir tahun ini. Selain itu sekitar Rp 250 miliar untuk membiayai hutang kepad Rumah Sakit Yerusalem Timur untuk operasi pasien kanker dari Gaza dan Tepi Barat.

WHO ragu pemerintah setempat bisa mengatasi krisis layanan medis di sana. Sebab akses masuk obat-obatan dari Mesir dihadang oleh pasukan Israel.

"Eskalasi kekerasan baru-baru ini di Jalur Gaza menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan pemerintah dan Departemen Kesehatan Palestina bisa mengatasi peningkatan beban darurat medis pada sistem kesehatan. Sebab kekurangan obat-obatan sudah tinggi, bahan bakar rumah sakit, dan meningkatnya utang kesehatan," begitu kata rilis WHO seperti dilansir Telegraph.

Selama ini korban perang di Gaza kebanyakan dibawa ke rumah sakit bersama dunia, Al-Shifa. Al-Shifa Hospital merupakan rumah sakit terbesar dan terlengkap di Gaza Strip, bahkan di Palestina dengan kapasitas 600 tempat tidur.

Untuk diketahui, di sana ada Indonesian Cardiac Center (ICC). Pembangunan itu dilakukan di 2012. Indonesia memberikan hibah Rp 20 Miliar atau setara USD 2,6 juta.

  • gaza
  • palestina
  • israel

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!