INTERNASIONAL

Ketahui Risiko Kanker Serviks dengan Tes HPV

Ketahui Risiko Kanker Serviks dengan Tes HPV

Para wanita kini dapat mengetahui apakah mereka berisiko terserang kanker leher rahim atau  kanker serviks dengan lebih pasti. Hal itu dilakukan dengan pengujian pada human papillomavirus (HPV ), sebuah virus penyebab kanker serviks. 


Penelitian menunjukkan, pengujian pada HPV dapat menjadi cara terbaik untuk mengetahui apakah seorang wanita berisiko terserang kanker serviks dalam waktu dekat.


Seorang wanita yang terbukti negatif HPV, lebih menjamin bahwa ia tidak berisiko terserang kanker serviks atau perubahan abnormal lainnya dalam tiga tahun ke depan. Peneliti menilai pengujian ini lebih dapat diandalkan daripada pengujian tadisional Pap.


"Pengujian HPV mungkin dapat menjadi alternatif untuk pengujian Pap" kata Julia Gage, penulis utama studi dari National Institutes of Health Nasional Cancer Institute di Maryland, Amerika Serikat.


Tes  Pap sebelumnya telah digunakan untuk menentukan resiko kanker serviks pada wanita. Dalam pengujian Pap, dokter perlu mengumpulkan sel dari leher rahim untuk mencari kelainan.


HPV adalah infeksi menular seksual (IMS)  yang paling sering terjadi. HPV yang dapat menginfeksi daerah kelamin laki-laki dan perempuan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, sekitar 91% kanker serviks yang terjadi diperkirakan disebabkan oleh HPV.


Kebanyakan dari mereka yang terinfeksi, tidak tahu  bahwa mereka terinfeksi karena jarang terjadi suatu gejala.


Tes HPV mengharuskan dokter untuk mengumpulkan sel-sel seperti yang mereka lakukan pada tes Pap. Tetapi  hasil akhirnya dapat menunjukan bahwa apakah wanita tersebut terjangkit virus atau sel-sel abnormal.


Sekitar 12.000 wanita AS diagnosis dengan kanker serviks pada tahun 2010 dan sekitar 4.000 meninggal akibat penyakit ini. (the guardian) 


Editor: Antonius Eko 

  • kanker serviks

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!