INTERNASIONAL

Tren Perempuan di Afrika Kebanyakan Sukses Berwiraswasta

"KBR - Mengenakan celemek hijau, rambut tertarik mengenakan bando, dan membawa piring berisi nasi telur daging, Madinah Nalukenge tersenyum. Dia salah satu perempuan pengusaha sukses di Afrika."

Pebriansyah Ariefana

Tren Perempuan di Afrika Kebanyakan Sukses Berwiraswasta
perempuan, afrika

KBR - Mengenakan celemek hijau, rambut tertarik mengenakan bando, dan membawa piring berisi nasi telur daging, Madinah Nalukenge tersenyum. Dia salah satu perempuan pengusaha sukses di Afrika.

Namun siapa yang tahu Nalukenge pernah gagal berkali-kali dalam berusaha. Ditemui AP, Nalukenge bercerita dulu dia berjualan makanan di sebuah terminal bus Ibukota Uganda. Tahun 2004 lalu dia bangkrut menyisahkan uang USD 10 atau sekira Rp 100 ribu.

Sekarang janda 34 tahun itu bangkit dengan membuka bisnis catering. Omsetnya USD 3000 atau Rp 35 juta perbulan. Dia menjual berbagai makanan dari pisang tumbuk sampai sop daging. Banyak pengunjung yang ketagihan dengan masakannya.

"Ada banyak uang yang dihasilkan di sini. Saya harus tetap fokus," kata Nalukenge sambil tersenyum dan tetap sibuk melayani pelanggannya.

Ilmu usaha yang dimiliki Nalukenge tidak didapatkan dari sekolah. Namun di Afrika, saat ini tengah berkembang tren jika perempuanlah yang sukses dalam wiraswasta. Bahkan Bank Dunia mencatat, perempuan Afrika mempunyai peran dominan dalam menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi di Benua hitam itu.

Tercatat ada 63 persen perempuan di Afrika mempunyai penghasilan tetap di sektor wiraswasta dan informal. Pertumbuhan ini 2 kali lipat dari tahun lalu.

Ekonom Bank Dunia, Thomas Bwire menjelaskan kebanyakan perempuan sukses itu terdorong dengan kebutuhan untuk hidup di tengah negara miskin di Afrika. Perempuan sering memulai dengan menjalankan retail atau jasa usaha informal. Bahkan mereka ambisius untuk terus berbisnis.

"Secara tradisional wanita akan duduk di rumah dan menunggu orang itu untuk kembali ke rumah dengan tas belanjaan, tapi ini telah berubah dari waktu ke waktu," kata Thomas Bwire.

  • perempuan
  • afrika

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!