INTERNASIONAL

Inggris Masukkan Rokok Elektronik dalam Kategori Obat-obatan

"Rokok elektronik semakin populer digunakan untuk mengurangi kecanduan nikotin. Pemerintah Inggris berencana memasukkan produk rokok elektronik dalam kategori obat-obatan. Badan Pengawas Obat dan Produk Pelayanan Kesehatan di Inggris, MHRA menyebutkan saa"

Inggris Masukkan Rokok Elektronik dalam Kategori Obat-obatan
Inggris, rokok elektronik, Uni Eropa, medis

KBR68H - Rokok elektronik semakin populer digunakan untuk mengurangi kecanduan nikotin. Pemerintah Inggris berencana memasukkan produk rokok elektronik dalam kategori obat-obatan.

Badan Pengawas Obat dan Produk Pelayanan Kesehatan di Inggris, MHRA menyebutkan saat ini rokok elektronik dipakai sekitar 1,3 juta orang di Inggris. Karena itu perlu ada persyaratan kualitas bagi produk-produk e-cigarette tersebut.

Pemerintah Inggris mendukung rencana pembuatan undang-undang Uni Eropa yang diharapkan bisa berlaku 2016 mendatang. Undang-undang itu nanti mensyaratkan agar produk rokok elektronik memenuhi persyaratan izin medis.

MHRA saat ini terus mendesak perusahaan pembuat rokok elektronik untuk mengajukan izin. Ini untuk memastikan para penggunanya aman.

Rokok elektronik (e-cigarette) mengandung cairan yang biasanya dibuat dari bahan propylene glycol, nikotin dan rempah-rempah. Bahan-bahan itu dipanaskan dan uapnya itu yang dihisap perokok.

Para perokok nanti menghisap uap, dan bukan asap. Karena itu, istilah yang dipakai bukan menghisap, melainkan menghirup (inhale/vaping).

Salah seorang pejabat dari Badan Pengawas Obat dan Produk Pelayanan Kesehatan di Inggris MHRA, Jeremy Mean mengatakan, kunci prioritas kesehatan pemerintah adalah mengurangi bahaya rokok bagi para perokok dan orang-orang di sekitarnya.

"Berdasarkan riset yang kami lakukan, rokok elektronik yang beredar di pasaran tidak cukup bagus bagi kesehatan publik," kata Jeremy.

Pemerintah Inggris juga akan memberlakukan syarat perizinan bagi produk-produk lain pengganti rokok, seperti permen karet, koyo penyerap nikotin (nicotine patches) maupun semprotan mulut. Tujuannya untuk memastikan keamanan bagi para pembelinya.

Banyak orang menyebutkan rokok elektronik memang bisa sensasi merokok tanpa tar, abu rokok maupun racun yang biasanya ditemukan di rokok konvensional.

Namun Badan PBB untuk Kesehatan Dunia WHO menyebutkan keamanan dari rokok elektronik belum betul-betul bisa dibuktikan secara ilmiah. Dan resiko kesehatan para penggunanya juga belum bisa ditentukan.

Propylene glycol yang digunakan dalam rokok elektronik merupakan cairan sintetis (buatan) biasanya dipakai dalam produk-produk kosmetik dan perawatan kulit, termasuk sabun. Tapi juga ada yang memakainya untuk campuran minyak rem, pelumas dalam berhubungan seks dan lain-lain.

Meski begitu ada juga yang menggunakan prolylene glycol untuk pembuatan makanan minuman seperti untuk minuman ringan (soft drink), jagung panggang (pop corn), pewarna makanan, campuran kue, dan lain-lain. Sebagian kalangan menilai cairan propylene glycol ini bersifat karsinogen (bisa menimbulkan kanker).

Prancis

Pendekatan yang dilakukan Inggris itu berbeda dengan Prancis. Bulan lalu Prancis mengumumkan melarang penjualan, penggunaan dan iklan rokok elektronik. Prancis memasukkan rokok elektronik dalam kategori yang sama dengan rokok tembakau pada umumnya.

Pemerintah Prancis khawatir jika rokok elektronik justru dapat mendorong orang-orang yang sudah berhenti merokok untuk menyulut rokok lagi. Prancis juga menganggap rokok elektronik bukan pilihan yang tepat untuk berhenti merokok, karena rokok elektronik juga mengandung nikotin. (AFP)

  • Inggris
  • rokok elektronik
  • Uni Eropa
  • medis

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!