PILIHAN REDAKSI

Serunya Mengenal Ikan dan Keindahan Laut Indonesia bersama Game Fishing Town

"Gamenya menggambarkan bagaimana serunya memancing ikan, tapi diselingi dengan cerita tentang komunitas perikanan. Kita bertarik tambang dengan ikan."

Serunya Mengenal Ikan dan Keindahan Laut Indonesia  bersama Game Fishing Town
Ilustrasi Game Fishing Town

Belum lama ini publik dihebohkan dengan ditemukannya jutaan ikan di Pantai Ancol dalam kondisi mati. Ancaman terhadap sumber daya laut seperti ikan ini sangat besar dari berbagai faktor. Banyak orang yang belum mengetahuinya. Tapi, ada cara menambah pengetahuan umum  tentang kondisi perairan dan ikan-ikan di Indonesia dengan cara yang santai dan seru. Ya, kita bisa mengenal kekayaan laut dan melihat ratusan ikan cantik dengan bermain game interaktif, Fishing Town. Games ini dihadirkan WWF dan Touchten Games.

Bagi Anda pengguna telepon pintar berbasis android, bisa mengunduh games  Fishing Town dan  berkesempatan  mengenali dan belajar tentang lebih dari 100 jenis ikan dengan cara yang menghibur.


Menurut Roki Soeharyo, Co founder dan CEO Touchten Games, Fishing Town adalah game tentang perikanan yang ada di Indonesia. Ikan-ikan yang dihadirkan di dalamnya seperti ikan kerapu, baronang, kerapu, bawal dan barakuda dan masih banyak lagi. Latar belakangnyapun menggambarkan  perairan Indonesia, seperti keindahan perairan Wakatobi, Alor, Banda, Pulau Kei, Teluk Cenderawasih, Arafura, Kepulauan Komodo dan lain-lain. Jadi, yang dihadirkan dalam game ini adalah tentang budaya dan habitat perikanan.


“Gamenya menggambarkan bagaimana serunya memancing ikan, tapi diselingi dengan cerita tentang komunitas perikanan. Kita bertarik tambang dengan ikan, diselingi cerita pendek. Games ini sudah 1 tahun, tapi baru rilis pada 20 November 2015” ujar Roki saat berbincang bersama KBR pada program Bumi Kita, Kamis (3/12/2015).


Bagaimana pesan-pesan dari game ini tertulis jelas. Jika Anda sudah pernah memainkan game Fishing Town, saat loading, akan muncul pengenalan tentang kawasan konservasi perairan di Indonesia. Misalnya, terlihat Teluk Cendrawasih yang merupakan kawasan konservasi laut terbesar kedua di Indonesia.


Semua umur bisa bermain game ini. Roki mengaku, yang paling banyak mendownload game ini adalah gamers asal Indonesia dan Amerika. Fishing Town pun sudah dipicture di google play secara global. Jadi yang ingin mencari game edukatif ini, tak perlu susah mencarinya.


Ia menambahkan, isu soal perikanan Indonesia  sangat penting dan mencemaskan. Banyak yang suka ikan, tapi jarang yang tahu dengan kondisi krisis dalam dunia perikanan, seperti  kepunahan ikan.


red 

Co founder dan CEO, Touchten Games, Roki Soeharyo (baju putih) dan Koordinator Kampanye Kelautan dan Perikanan WWF Indonesia, Dwi Aryo Tjiptohandono, saat berbincang bersama KBR pada program Bumi Kita, Kamis (3/12/15).


Koordinator Kampanye Kelautan dan Perikanan, WWF Indonesia, Dwi Aryo Tjiptohandono pun sepakat, jika games ini tak sekedar memancing ikan. Tapi, juga memancing kesadaran publik untuk bisa mengetahui praktik perikanan berkelanjutan.


“Menangkap ikan itu tidak boleh menggunakan bom, racun, pukat atau alat-alat yang sifatnya bisa merusak. Anak-anak sekarang tidak tau tentang hal ini. Mereka taunya ikan ada di meja dan berasal dari pasar atau supermarket. Mereka tak tau, kalau cara menangkap ikan itu berpengaruh terhadap sumber daya yang akan terus dikonsumsi manusia,” jelasnya.


Ia menambahkan, pesan yang ingin disampaikan dari game ini sudah terlihat dari cara mainnya sendiri. Misalnya, gamesnya menggunakan pancing ulur dan ada misi-misinya.


“Ikan yang akan ditangkap adalah ikan yang sudah ditargetkan dalam game, begitupun dengan ukuran ikan. Kalau dalam kenyataannya, ikan yang dipancing jika semuanya tertangkap, ya tidak tebang pilih. Nah, kalau pengetahuan diberikan melalui game, anak-anak cepat menangkapnya, ketimbang kalau kita mengirimkan sebuah lembar fakta, malah anak-anak gak kepancing” katanya.


Kondisi Perikanan Indonesia yang Memprihatikan.


Menurut Dwi Aryo, kondisi  laut kita saat ini  mengalami tekanan. Selain karena faktor pencemaran, pemanfaatan ikan pun tidak terkendali karena permintaan tinggi. Konsumen tak mau tahu ikan itu musimnya pada bulan apa. Karena hal ini, banyak nelayan atau perusahaan perikanan melakukan  praktik memancing atau mencari ikan di laut menggunakan cara-cara jahat, dan berlomba-lomba mewujudkan demand dengan pukat atau trol.


“Untung cara ini (pukat)  sudah dilarang. Tapi penggunaa pukat sejak 1980-an sampai sekarang kerusakannya belum berhenti,” kata Dwi.


Ia menjelaskan, yang ditakutkan dari kerusakan itu, tak hanya berpengaruh pada kondisi habitat ikan saja. Tapi Kerusakan itu menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Misalnya, jika berburu hiu yang merupakan predator utama di laut, kalau hiu hilang, maka ikan-ikan kecil seperti kerapu akan merajalela, karena tak ada yang memangsanya.


“Yang terjadi di Ancol saat ini, dimana banyak ikan-ikan terhampar di pinggir pantai, bisa jadi adalah salah satu dampak dari pencemaran alga. Tidak ada yang memakan Alga karena ikan herbivora sudah habis,” ungkapnya


Nah, kehadiran Fishing Town menjadi modal tambahan bagi WWF Indonesia untuk menjangkau publik, khususnya generasi muda, dalam menyebarkan pesan konservasi di sektor kelautan dan perikanan. Kerjasama dengan perusahaan pengembang mobile game asal Indonesia, Touchten Games, membuat game ini tak hanya sekedar mencari kesenangan semata, tapi banyak ilmu, cerita seru dan pesan-pesan yang tersemat di dalamnya.


Seperti apa  jalan cerita game Fishing Town ini?  Tentunya  rahasia dong. Jika Anda penasaran, silahkan didownload di http://touchten.com/fishingtown.

  red Suasana Talkshow Bumi Kita

  • game
  • game fishing town
  • fishing town
  • WWF
  • Touchten games
  • Ikan Indonesia
  • Keindahan Laut Indonesia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!