BERITA

Tertarik Tahu Seputar BOSAI, Mitigasi Bencana ala Jepang?

Tertarik Tahu Seputar BOSAI, Mitigasi Bencana ala Jepang?

KBR, Jakarta - Jepang merupakan negara yang sering diterpa bencana alam. Di antaranya gempa, banjir dan, baru-baru ini angin topan. Bahkan bencana angin topan ini dicatat sebagai yang terbesar sepanjang 25 tahun. Negeri Sakura ini hampir sama dengan Indonesia soal intensitas dan kerawanan bencana. Hanya saja yang membedakan, masyarakat Jepang lebih siap dan tak panik saat menghadapi bencana.

Apa sebabnya? Warga di negara itu memang dilatih menghadapi pelbagai jenis bencana. Maka kalaupun panik, setidaknya mereka terbiasa dan tahu tahapan yang harus diperbuat dalam menyikapi bencana.

Teknik atau cara yang diajarkan orang Jepang untuk melindungi diri dari bencana disebut BOSAI. Istilah ini dari kata BO dalam Bahasa Jepang artinya pencegahan dan, SAI yang juga Bahasa Jepang berarti Bencana Alam. Sehingga, BOSAI punya makna, pencegahan bencana alam.

"BOSAI adalah pencegahan bencana yang bukan sekedar pengetahuan saja tapi juga yang paling utama adalah menciptakan kesadaran dari masyarakat. Karena Jepang sama seperti Indonesia, rawan bencana," tutur Sigit Purnomo, penyiar NHK World Jepang-Indonesia.

"Di Jepang orang-orang sudah terbiasa untuk menghadapi bencana, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan pertama kali. Itulah yang dimaksud dengan istilah BOSAI," tambahnya lagi.

Di lingkup masyarakat Jepang pun, kesadaran dan kewaspadaan terhadap bencana sudah dibangun sejak anak anak.

"Dalam beberapa bulan setiap sekolah, kalau di Indonesia istilahnya kelurahan, kecamatan, RW, RT itu menggelar latihan BOSAI. Dimana anak-anak dari kecil diajari kalau terjadi gempa, saat sedang berada di sekolah, pertama kali yang harus dilakukan adalah harus berlindung dan meringkuk," terang Sigit Purnomo.

red

Tertarik mendalami seputar BOSAI? Bila memang begitu, NHK World Japang Indonesia mengadakan kegiatan Jak-Japan Matsuri 2018 di Plaza Tenggara Glora Bung Karno, Senayan. Dalam acara itu akan ada peragaan atau pendemonstrasian alat-alat kerajinan yang bisa dipergunakan ketika masa bencana terjadi. Seperti cangkir, jaket pelampung, dan tempat tidur dari kardus bekas. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak Sabtu (8/9/2018) pukul 14.00 WIB hingga Minggu (9/9/2018) pukul 12.50 WIB dengan Sigit Purnomo dan Edho Zell sebagai pemandu acara.




Editor: Nurika Manan

  • Jepang
  • Bosai

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!