INTERMEZZO

Bikin Resolusi Real, No 'Halu'

"Bikin resolusi tahun baru yang lebih real"

Diskusi Psikologi (Disko)

KBR, Jakarta- Menyambut tahun baru media sosial kerap diramaikan dengan status dan pembicaraan soal resolusi. Mulai dari resolusi yang serius hingga resolusi halu. Bahkan ada yang optimis, tapi ada juga yang pesimis untuk mencapai resolusi tersebut.

Resolusi adalah susunan rencana untuk meninggalkan kebiasaan buruk atau memulai kebiasaan baik dalam kehidupan seseorang. Resolusi merupakan istilah yang kerap kita dengar, khususnya saat memasuki tahun baru. Secara harfiah, resolusi adalah keputusan tegas untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Melansir laman SehatQ dari Kementerian Kesehatan, YouGov mengungkap 80 persen peserta studi pesimis orang-orang bisa mewujudkan resolusinya. Sebab hanya 4 persen peserta yang mampu menjalankan seluruh resolusinya.

Tak sekedar meramaikan media sosial, resolusi juga punya bermanfaat. Berikut manfaatnya:

1. Sebagai motivasi

Resolusi bisa dijadikan motivasi untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi kedepannya. Anda akan terdorong untuk berusaha membuang kebiasaan buruk atau hal yang tidak berguna, serta meningkatkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi diri Anda.

2. Memegang kendali

Dalam proses mewujudkan resolusi atau targetmu, kamu akan belajar untuk memegang kendali dan bertanggung jawab akan hidupmu sendiri.

3. Rasa pencapaian

Saat berhasil mencapai resolusi yang dibuat, Anda akan merasakan pencapaian yang luar biasa. Hal ini bisa memicu motivasi dan dorongan untuk terus maju, mendapatkan pencapaian lainnya.

4. Meningkatkan harga diri

Selain kepuasan, harga diri kamu akan meningkat. Kamu akan merasakan kebanggaan pada diri sendiri karena berhasil mencapai resolusi yang sudah kamu rancang sebelumnya.

Baca juga:

- Agar Resolusi Nggak Sekedar Lewat di Tahun Baru

- Terlalu Lelah Tuk Ambil Keputusan

- Cek Fakta: Narasi yang Mengklaim Gencarnya Kristenisasi Kampung Palalangon Cianjur?

Gimana cara bikin resolusi realistis?

Dosen Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya Supriyanto, S.Psi, M.Si mengatakan pembuatan resolusi harus dibuat spesifik, ga terlalu luas dan realistis. Tapi resolusi juga perlu dipantau dan diukur kemajuannya.

"Kemudian juga biar nggak halu-halu banget juga gitu ya. Tadi misalnya pingin punya pacar artis K-Pop itu kira-kira bisa diraih nggak ya, bisa dicapai nggak ya jadi gitu. Jadi harus, lebih baik kalau dia achievable, harus bisa diraih. Dengan kondisi kita di Indonesia sekarang ini. Di Indonesia dia jauh, bisa diraih nggak sih?" ujar Supriyanto.

Nah Dosen Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya Supriyanto, S.Psi, M.Si juga memberikan tips untuk menjaga konsistensi dalam usaha mencapai target atau resolusi kamu. Salah satunya dengan memulai segala sesuatunya dari yang kecil dan terus berkembang kedepannya.

"Pertama gini, mungkin kita kalau mengejar target atau mencapai target tadi jangan terlalu yang ekstrem, jangan terlalu besar, tapi bertahap dulu. Jadi kalau misalnya saya jogging, saya engga mau lima kilo dulu gitu. Mungkin saya 1 kilo dulu gitu ya, 1,5 kilo dulu gitu. Jadi secara bertahap. Agar apa? Agar kita bisa menerima feedback buat diri kita sendiri. Jadi kalau misalnya kita, tahap pertama yang lebih kecil kita tercapai itu malah memberikan kepercayaan diri pada kita," ungkap Supriyanto.

Untuk mengetahui tip lebih lanjut soal gimana sih membuat resolusi yang realistis dan cara mewujudkannya. Yuk dengarkan podcast Diskusi Psikologi (Disko) di link berikut ini:

  • resolusi
  • Tahun Baru 2023
  • Target 2023
  • Realistis no halu
  • No Halu
  • Real
  • Podcast Disko
  • resolusi tahun baru
  • resolusi 2023

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!