RUANG PUBLIK

Musik Korea Sebelum Era K-Pop

"Kepandaian orang-orang Korea dalam menyanyi dan menari ternyata telah dikenal sejak abad ke-3 M, jauh sebelum musik K-Pop lahir."

Musik Korea Sebelum Era K-Pop
Ilustrasi: Musik Korea (Foto: pixabay)

KBR- Anda pecinta musik K-Pop? Kalaupun bukan, pasti Anda tahu bahwa saat ini K-Pop telah menjadi salah satu genre musik yang mendunia.

Tapi tahukah Anda? Ternyata, musik-musik "asli" Korea memiliki karakter estetik yang sangat jauh berbeda dengan K-Pop sekarang. Mau tahu perbedaannya?

Demam K-Pop di Indonesia

Di Indonesia, musik K-Pop awalnya masuk bersamaan dengan drama-drama Korea yang ditayangkan televisi. Salah satunya yang sangat populer adalah drama Fullhouse yang tayang di layar kaca Indonesia tahun 2004.

Drama itu kemudian menjadi salah satu pembuka pintu gerbang bagi hallyu, istilah dalam Bahasa Korea yang berarti “gelombang” dan digunakan untuk menyebut persebaran budaya Korea di Indonesia. Sampai sekarang, kita masih bisa melihat bagaimana konser-konser musik K-Pop selalu dipadati oleh para remaja.

Musik K-Pop disukai karena kemasannya dibuat dengan sangat menarik, mulai dari artis-artisnya yang good looking, jago menari, serta mampu menyajikan tata visual panggung yang sangat bagus.


Musik Korea Sebelum K-Pop

Dalam sebuah artikel berjudul The Korean People's Attitude to Music (1989) yang diterbitkan The Korean Foundation, disebutkan bahwa kepandaian orang-orang Korea dalam menyanyi dan menari ternyata telah dikenal sejak zaman kuno, jauh sebelum musik K-Pop lahir.  Hal ini tercatat dalam sebuah jurnal berbahasa Cina yang berasal dari abad ke 3 Masehi.

Dalam jurnal tersebut, terdapat sebuah tulisan berjudul “Barbarian dari Timur”. Catatan sejarawan Cina tersebut menceritakan kehidupan rakyat petani tradisional Korea yang biasa menari dan menyanyi secara berkelompok di akhir musim tanam.

Jika musik K-Pop saat ini umumnya bercerita tentang cinta, maka lain lagi dengan musik kuno mereka. Di era awal Masehi, musik-musik Korea banyak bercerita tentang pemujaan kepada dewa-dewi. Musik tersebut juga dimainkan sebagai bagian dari upacara dan ritual relijius mereka.

Menurut berbagai catatan sejarah, musik Korea tradisional juga banyak mengangkat tema ajaran Buddhisme dalam lirik-lirik mereka. Instrumen musiknya sendiri menggunakan suling, mandolin, alat petik semacam kecapi yang bernama geomungo dan gayageum, serta menggunakan sistem notasi nada yang disebut jeongganbo.

Karakter semacam itulah yang terus hidup dan berkembang dalam musik Korea hingga  1900-an.


Modernisasi Musik Korea dan K-Pop

Sejak sekitar tahun 1950-an Korea telah terpisah secara politik menjadi dua bagian, yakni Utara dan Selatan. Dan siapa sangka, ternyata pemisahan wilayah ini juga berdampak pada modernisasi musik Korea.

Setelah memisahkan diri, Korea Utara mulai banyak mengubah nyanyian-nyanyian rakyat tradisional yang umum dimainkan di Korea Selatan. Perubahan gaya tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen musik modern dari Eropa. Masyarakat Korea Utara juga mulai meninggalkan notasi tradisional dan menggantinya dengan tangga nada diatonik yang umum digunakan Dunia Barat.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa modifikasi yang dilakukan rakyat Korea Utara ini menjadi langkah awal dalam modernisasi musik di daratan Korea, yang kemudian berkembang menjadi K-Pop yang kita kenal sekarang.

Saat ini artis-artis K-Pop juga umumnya tampil dalam format band yang berkiblat ke Amerika, baik dalam hal musik maupun fashion-nya. Beberapa nama yang populer adalah boyband seperti Super Junior dan Big Bang, ataupun girlband seperti Red Velvet, Mamamoo dan Blackpink . 

(Dari berbagai sumber)

 

  • K-pop
  • Korea Selatan
  • Korea Utara
  • musik
  • korea

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!