RUANG PUBLIK

Inilah 5 Negara yang Paling Banyak Membeli Robot

" Dalam lima tahun terakhir penjualan robot di seluruh dunia meningkat hingga dua kali lipat. Negara-negara inilah pembeli utamanya."

Adi Ahdiat

Inilah 5 Negara yang Paling Banyak Membeli Robot
Ilustrasi: Robot (foto: pexels)

Laporan International Federation of Robotics (IFR) menyebutkan, dalam lima tahun terakhir penjualan robot di seluruh dunia meningkat hingga dua kali lipat.

Junji Tsuda, Presiden IFR, menjelaskan bahwa peningkatan ini terjadi karena robot sudah menjadi bagian penting dalam industri manufaktur global. Ia juga berkata bahwa selama lima tahun terakhir industri robotika terus mengembangkan produk, sehingga bidang aplikasi teknologi robot dan artificial intelligence (AI) menjadi semakin luas.

Dalam catatan Industrial Robot Report 2018, umumnya robot-robot itu dibeli untuk keperluan industri otomotif dan elektronik. Berikut adalah daftar negara yang paling banyak membeli robot sepanjang tahun 2017:


1. Cina

Sepanjang 2017, Cina merupakan negara pembeli robot terbanyak di dunia. Cina tercatat membeli 138.000 unit robot industri, yang artinya mengambil sekitar 36% dari seluruh pasokan robot global.

Jika ditelusuri, ambisi Cina untuk membeli robot sudah terlihat sejak lama, tepatnya sejak Presiden Xi Jinping mengumumkan agenda “revolusi robot” pada   2014. Menurut lansiran CNBC.com, “revolusi robot” ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah angkatan kerja Cina yang terus menurun.

Perusahaan pengguna robot yang paling banyak di Cina adalah Foxconn, perusahaan perakit iPhone terbesar di dunia, serta Alibaba.com yang dikenal sebagai raksasa e-commerce. Industri amunisi Cina juga dikabarkan sudah menggunakan robot sebanyak 25% dari total pekerjanya.


2. Jepang

Di tahun 2017 Jepang hanya tercatat membeli 45.566 unit robot. Namun demikian, negara ini merupakan produsen robot terbesar di dunia. Jepang memproduksi sekitar 56% dari seluruh persediaan robot global.

Di samping industri manufaktur, Jepang juga memanfaatkan robot AI (Artificial Intelligence ) untuk pekerja restoran, perawat rumah sakit, perawat panti jompo, serta berbagai sektor pelayanan publik lain. Menurut data International Monetary Fund (IMF), pemanfaatan robot ini terkait dengan jumlah angkatan kerja yang menurun, populasi penduduk Jepang yang terus menyusut, serta tingkat kelahiran bayi yang rendah.


3. Korea Selatan

Menurut World Economic Forum (WEF) Korea Selatan adalah negara dengan kepadatan robot tertinggi di dunia, yakni 631 robot untuk setiap 10.000 pekerja manusia. Sementara di negara-negara lain, rata-rata jumlah robot hanya 66 unit untuk setiap 10.000 pekerja.

Pada tahun 2017 Korea Selatan tercatat mengurangi pembelian robotnya menjadi 39.732 unit, turun sekitar 10.000 unit dari tahun sebelumnya. Menurut IFR, pengguna robot utama di Korea Selatan adalah industri elektronik.


4. Amerika Serikat

Sejak  2010 sampai 2017, Amerika Serikat terus meningkatkan jumlah pembelian robotnya. Hal ini digunakan untuk mendorong otomatisasi dalam industri manufaktur.

Menurut lansiran WashingtonPost.com, pada   2030 mendatang sekitar 70 juta pekerja industri Amerika Serikat diprediksi akan tergantikan oleh robot.


5. Jerman

Jerman merupakan salah satu produsen robot besar di dunia. Ia juga menjadi negara yang paling banyak membeli robot di Eropa, mengalahkan Inggris, Belanda, dan Prancis. Pada  2017 Jerman membeli 21.404 unit dari pasokan robot global.

Menurut sebuah studi dari Universitas Dusseldorf yang dilansir NewScientist.com, otomatisasi industri yang terjadi di Jerman sejak 20 tahun lalu tidak berpengaruh pada berkurangnya lapangan pekerjaan.

Fenomena ini terjadi karena industri-industri aktif menciptakan jenis pekerjaan baru. Selain itu, alih-alih memecat, mereka melakukan pemotongan gaji untuk tenaga kerja berkeahlian rendah.

(Dari berbagai sumber)

 

  • robot

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!