INDONESIA

Omah Munir

"Museum itu berisi barang-barang pribadi milik Munir, segala sesuatu yang berhubungan dengan kasus kematiannya yang belum terungkap tuntas dan kasus-kasus yang ia pernah tangani."

Omah Munir
Indonesia, Omah Munir, hak asasi manusia, museum, KBR68H

Sebuah museum  dibangun untuk menghormati aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib resmi dibuka minggu ini.

Istri Munir, Suciwati, membuka museum hak asasi manusia pertama di Indonesia - Omah Munir.  Ia berharap museum akan menginspirasi kaum muda untuk berjuang seperti Munir,  melawan ketidakadilan.

“Jangan sampai terjadi hal yang menyedihkan kemaren dengan adanya museum ini kita bisa melawan lupa dan kita bisa melahirkan anak bangsa yang berdedikasi untuk bahwa bangsa ini lebih penting moralitas penting,”

Para pengunjung museum bisa melihat sepatu kets coklat Munir yang sudah rusak, rompi anti peluru dan meja yang digunakannya untuk bekerja di LBH Surabaya, tempat ia memulai karirnya.

Kasus-kasus hak asasi manusia yang pernah ditangani Munir juga terpampang di dinding. Termasuk di dalamnya kasus pembunuhan 3 petani; pembunuhan aktivis buruh perempuan Marsinah pada 1994 dan advokasi bagi para korban pelanggaran hak asasi manusia oleh militer di Timor Leste.

Danang Raharjo yang tinggal di dekat museum mengatakan ia belajar banyak saat mengunjungi museum itu.

“Kan biasanya orang gak tahu jadi tahu, biasanya orang awam kebanyakan nggak tau masalah itu. Kalau gitu kan bisa tahu semua kalau bikin museum. Ya harapannya minta diselesaikan kan sampai sekarang masih terkatung-katung itu masalahnya, itu kasusnya.”

Munir diracun dengan arsenik di atas pesawat Garuda dalam penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam.  Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang pilot garuda yang sedang tidak bertugas, diyakini  sebagai pelakunya.
 
Para pendukung Munir mengklaim Pollycarpus hanyalah pion dalam skenario itu dan dalang sebenarnya dibalik skenario itu tidak pernah tersentuh.

Pada 2008, Deputi V Badan Intelijen Negara atau BIN Muchdi Purwoprandjono diseret ke pengadilan karena dituduh memerintahkan pembunuhan terhadap pegiat hak asasi manusia itu. Tapi kemudian pengadilan membebaskannya.

Suciwati berharap museum baru itu akan mendorong masyarakat lebih mengawasi penyelidikan terhadap kematian Munir.

“Selama ini kan litigasinya sistemnya penegakan hukumnya buruk, tidak bisa berbuat banyak, soal keadilan dan kebenaran, tapi tetap disuarakan. Tapi yang lebih penting nilai-nilai yang dibawa cak Munir, ketika nilai yang dia yakini kita lakukan, dia hidup.”

Uang untuk membangun museum itu berasal dari acara penggalangan dana.

Dengan bintang tamu penyanyi dan penulis lagu Glenn Fredly. Ia bahkan menciptakan sebuah lagu berjudul ‘Ksatria Cinta’ untuk mengormati Munir.

“Saya melihat Omah Munir sebagai tempat pembelajaran, buat masyarakat Indonesia dan internasional. Bahwa Omah Munir, dia bukan hanya museum tetapi culture center. Kita bisa melihatnya seperti play ground atau taman bermain dalam tanda kutip. Kita bisa mengenal Munir lebih dekat, lewat Omah Munir.”

Uni Ruchul Jannah dari LSM Malang Corruption Watch mengatakan mereka akan menggunakan museum itu untuk berbagai kegiatan.

“Selain itu juga ada rencana untuk mendesain bahwa ketika museum itu jadi nanti pasti akan ada kegiatan setiap bulan itu. Di tiap hari apa ada pertunjukan seni kita bekerjasama dengan teman-teman teater di UNMUH LSO. Jadi  setiap minggu atau setiap hari apa, jadi pengunjungnya ke situ kami sediakan kotak amal atau apa seperti itu, penggalangan dana publik .“

Suciwati berharap almarhum suaminya akan terus mengilhami kaum muda untuk berjuang melawan ketidakadilan.

“Kita bawa life style anak muda ke depan, adalah orang-orang yang selama ini jadi bisa melakukan apa yang dilakukan Munir, perjuangannya, kesederhanaannya, kejujurannya, itu yang harus kita bawa. Jadi ketika generasi muda jadi pemimpin dia bisa menjadi orang yang sama seperti cak yang punya nilai-nilai yang luar biasa.”

  • Indonesia
  • Omah Munir
  • hak asasi manusia
  • museum
  • KBR68H

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!