Baru dua bulan bertugas, Presiden baru Afghanistan, Ashraf Ghani telah mengunjungi Tiongkok dan Arab Saudi.
Dia berjanji akan membawa perdamaian dan kesejahteraan pada negaranya yang porak poranda akibat perang. Dia juga yakin itu akan bisa terwujud dengan menjalin hubungan dengan Asia.
Dia mengatakan hal ini pada Ghayor Waziri saat wawancara ekslusif untuk Asia Calling.
“Situasi telah berubah, kita harus dan akan berhubungan dengan Asia. Negara kita adalah bagian dari dunia. Tanpa menjalin hubungan dengan tetangga Asia, kita tidak akan bisa membuat rakyat kita keluar dari kemiskinan. Dunia Islam Arab juga merupakan pusat kekayaan saat ini dan kami ingin menarik investasi mereka. Kita juga punya masalah dengan radikalisasi Islam. Ini adalah ancaman bagi kita semua.”
Presiden Ghani menghadapi tantangan ekonomi yang sulit. Dia perlu membangun ulang infrastruktur negaranya yang porak poranda. Termasuk mengurangi ketergantungan mereka pada bantuan asing dan perdagangan obat-obatan terlarang.
Dengan landasan inilah dia melakukan perjalanan kedua sebagai Presiden ke Tiongkok.
“Asia berubah dengan cepat dan dalam 25 tahun ke depan, Asia akan menjadi wilayah dengan kekuatan ekonomi penting. Perubahan ini adalah kesempatan bagi Afghanistan. Kita punya kekayaan mineral, sumber air dan lokasi geografis kunci. Ini merupakan kesempatan besar bagi negara kita.”
Tiongkok sudah menjadi pemain kunci di Afghanistan, dengan kontrak minyak dan pertambangan tembaga bernilai triliunan rupiah.
Tapi kemajuan dalam proyek pertambangan tembaga telah terhenti karena tidak stabilnya kondisi Negara tersebut.
“Situasi regional sangat menarik. Tiongkok, Turki, India, Rusia dan negara-negara Arab punya pendapat yang sama dengan Amerika. Mereka ingin situasi di Afghanistan stabil.”
Di Beijing, Presiden Ghani menyatakan negaranya melihat Tiongkok sebagai mitra strategis, untuk program jangka pendek, menengah, panjang dan jangka yang sangat panjang.
Dengan prospek menurunnya pengaruh Amerika Serikat di kawasan in, Rusia dan Tiongkok pun berekspansi ke Afghanistan.
Mereka ingin meningkatkan hubungan ekonomi dan mengamankan perbatasan selatan mereka terhadap penyebaran fundamentalisme Islam.
Presiden Ghani juga mungkin tertarik untuk menggunakan pengaruh Beijing terhadap sekutu jangka panjangnya Pakistan, untuk membantu Kabul mengatasi pemberontakan.
Hubungan Afghanistan-Pakistan telah rapuh selama bertahun-tahun, dimana kedua negara saling menuduh menjadi mendukung ekstremis Islam.
“Masalah-masalah regional membutuhkan kewaspadaan baru. Lingkaran politik Pakistan harus memahami pemberontakan dan konflik membuat kedua negara dalam bahaya. Tanpa stabilitas di Afghanistan, Pakistan tidak bisa stabil. Salah satu kementerian kunci yang saya ingin reformasi adalah kementerian luar negeri. Dengan reformasi ini, staf diplomatik Afghanistan akan mampu mewakili rakyat Afghanistan dan terutama mengurusi pekerja migran dan pengungsi Afghanistan di negara lain.”
Presiden Baru Afghanistan Ingin Mempererat Hubungan dengan Asia
Dengan prospek menurunnya pengaruh Amerika Serikat di kawasan in, Rusia dan Tiongkok pun berekspansi ke Afghanistan.

INDONESIA
Jumat, 07 Nov 2014 18:02 WIB

Afghanistan, Presiden Ashraf Ghani, Asia, Pakistan, Ghayor Waziri
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Terus Menginspirasi
Peran Wadah UMKM di Masa Pandemi
Kabar Baru Jam 7
Kabar Baru Jam 8
Sampah Sungai Bekasi Ditangani Perahu Pembersih dari Jerman