INDONESIA

Dokter Palsu Membahayakan Hidup Orang Miskin di Pakistan

"Para dokter palsu itu tidak pernah belajar ilmu kedokteran dan kerap salah mendiagnosa dan mengobati pasien. Tapi banyak orang miskin yang berobat pada mereka."

Dokter Palsu Membahayakan Hidup Orang Miskin di Pakistan
Pakistan, dokter palsu, kesehatan, orang miskin, Malik Ayub Sumbal

Jika Danial Ahmed punya masalah dengan giginya, dia pergi ke dokter palsu di pinggiran jalan Rawalpindi.

Pegawai negeri berusia 40 tahun ini sudah lama melakukannya.

“Biaya perawatan gigi sangat mahal dan saya tidak sanggup membayarnya. Sedangkan kalau berobat ke dokter palsu ini biayanya murah. Hanya dengan beberapa puluh ribu rupiah sakit gigi dan infeksi mulut lainnya bisa sembuh.”  

Para dokter palsu bisa dengan mudah ditemui di pinggir jalan –  duduk di trotoar atau membuka kios kecil.

Para pasien diobati langsung di tempat itu juga.

Menurut pemerintah ada lebih dari 600 ribu dokter palsu yang beroperasi di seluruh Pakistan.

Mereka mengklaim bisa menyembuhkan berbagai penyakit --  mulai dari sakit gigi sampai penyakit yang mematikan. Dan itu semua dilakukan tanpa bekal pendidikan di sekolah kesehatan.

Banyak orang miskin memilih datang ke dokter palsu ini ketimbang dokter yang betulan – karena praktik dokter dan klinik swasta menagihkan biaya yang besar.

Ahmed Khan yang berusia 50 tahun sedang duduk di trotoar di lapangan tersibuk di Rawalpindi.

Dia sudah mengobati pasien di sini selama 20 tahun terakhir.

Ia terkenal di antara para pasiennya lantaran dianggap piawai mengobati aneka penyakit  -- dari sakit kepala sampai sakit gigi.

Setiap hari ia bisa kedatangan 20 hingga 30 pasien.

“Saya sudah berpengalaman melakukan pekerjaan ini. Saya sudah mengobati ratusan pasien setiap hari. Sebagian besar sembuh setelah saya obati. Kalau tidak mengapa mereka mendatangi saya?”

Sebagian besar pasien dokter palsu ini adalah keluarga miskin yang tidak mampu membayar biaya dokter biasa.

Sementara biaya berobat ke dokter palsu hanya butuh 10 ribu rupiah dan obatnya pun murah.

Dokter senior Dr Muhammad Nawaz Khokar, khawatir dengan praktik dokter palsu itu.

“Mereka mempermainkan nyawa orang tidak berdosa. Dan mereka tidak punya keahlian mengobati penyakit. Peralatan mereka juga tidak steril. Ini bisa menyebarkan penyakit dari satu pasien ke pasien lain. Beginilah cara sebagian besar penyakit berpindah di Pakistan.”

Pada 2009, Mahkamah Agung memerintahkan Menteri Kesehatan untuk melarang praktik dokter palsu tapi sejauh ini tidak ada realisasinya.

Setahun kemudian, pemerintah mengesahkan UU Komisi Kesehatan dan meminta semua pemerintah daerah menghentikan praktik mereka di daerah masing-masing.

Tapi para dokter palsu itu kerap berpraktik di pedesaan yang fasilitas kesehatannya terbatas.

Dr AK Niazi adalah Kepala Dinas Kesehatan Rawalpindi.

“Kami sudah mulai merazia mereka tapi mereka punya beking yang kuat. Sudah ada UU yang melarang praktik mereka ini tapi tidak dilaksanakan. Menurut UU, para dokter palsu itu harus dipenjara dan tidak bisa bebas dengan jaminan.”

Puluhan klinik ilegal juga telah ditutup.

Tapi hanya sedikit dokter palsu yang masuk penjara karena pekerjaan mereka.

Muhammad Qasim Khan yang berusia 45 tahun masih menyesali keputusannya pergi ke dokter palsu.

“Saya pergi ke seorang dokter palsu dekat rumah saya untuk mengobati demam saya. Dia lalu menyuntik saya dengan sesuatu dan saya akhirnya malah terinfeksi hepatitis. Sekarang saya masih menjalani pengobatan karena penyakit ini. Tapi ini adalah pelajaran bagi saya...jangan pernah pergi ke dokter palsu karena bisa mematikan.”




  • Pakistan
  • dokter palsu
  • kesehatan
  • orang miskin
  • Malik Ayub Sumbal

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!