INDONESIA

Wu Jing, Musisi Tuna Netra Asal Cina

"Wu Jing baru berusia 26 tahun, tapi dia sudah makan asam garam kehidupan."

Wu Jing, Musisi Tuna Netra Asal Cina
Swedia, Cina, Wu Jing, pemain flute, Ric Wasserman

Wu Jing sedang membuat teh kegemarannya di dapur rumahnya di pinggiran kota Stockholm.

Musim gugur telah tiba.. daun-daun warna merah kekuningan mulai berguguran.

Tapi dia tidak bisa melihatnya. Wu Jing kehilangan penglihatannya ketika berusia 3 tahun.

“Sejak kecil, saya sadar kalau saya berbeda. Saya tahu kalau saya tidak bisa melihat. Tapi orangtua saya selalu mendorong saya keluar. Saya melakukan banyak hal menarik. Mulai dari memanjat pohon dengan teman sebaya, saya bahkan mencuri semangka dari petani lho! (tertawa…)”

Di kota asalnya Jiangsu, tidak jauh dari Shanghai, Jing bisa merasakan sikap kritis masyarakat meskipun dia tidak bisa melihat.

“Jika orang melihat anak tuna netra, orang itu pasti berpikir kalau Anda menjadi beban keluarga. Orang tidak bisa berharap banyak pada Anda juga menganggap remeh apa pun yang Anda lakukan."

Bagi kebanyakan tuna netra di Cina, jadi pemijat adalah satu-satunya profesi bagi tuna netra. Tapi Jing punya mimpi lain.

Tapi dia bangkit dan menunjukkan pada dunia apa yang ia bisa lakukan.

Dia mulai berlari. Cepat. Memcahkan rekor dan memenangkan tiga medali emas di olimpiade kaum difabel.

Sang pelatih selalu mendorongnya.

“Kata dia, saat Anda berada di lintasan lari, entah itu kompetisi nasional atau international, Anda harus berpikir kalau Andalah yang terbaik.”

Ia gantung sepatu di usia 18. Setelah itu Jing fokus pada kegemarannya bermain flute.

Jing senang memainkan musik klasik Barat.

Dia sering tampil di gereja, seperti sekarang ini, di salah satu gereja di Stockholm. Dia juga mahir memainkan flute bambu tradisional Cina.

Jing mendapat beasiswa dari Universitas Yale dan Harvard di Amerika Serikat.

Tapi ia memilih Swedia demi bisa mengembangkan musik dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Misalnya teknologi terkini untuk suara yang jadi bala bantuan utama Jing.

“Ini adalah card reader yang dapat berbicara sehingga saya bisa terhubung dengan headphone saya. Dan sekarang saya akan mengakses rekening tabungan saya melalui layanan internet. ”

Dia membayar tagihan dan membeli aneka barang di internet... termasuk flute.

Menulis? Tidak masalah.

Jing menggunakan penerjemah braille untuk memastikan kembali tulisannya.

Dia kini belajar di Sekolah Stockholm Music. 



Dia bisa membaca not dalam huruf braille, tapi itu tak bisa dilakukan sembari main musik.

Dia mempelajari not dengan perasaan.

“Saya selalu bercanda dengan teman-teman saya. Jika kemauan Anda besar, Anda bisa meraih cita-cita.”

Bagi Jing, sangat penting menolong orang lain yang punya kondisi sepertinya.

Wu Jing adalah anggota Dewan Asosiasi Tuna Netra Nasional Swedia. Dia juga telah memimpin dua delegasi tuna netra dari Swedia untuk Cina.

Dan mulai ada perubahan sikap terhadap orang-orang tuna netra, kata dia.

“Orang-orang terpesona melihat tuna netra asing yang penuh rasa percaya diri berjalan menyusuri tempat umum dengan percaya diri pakai tongkat.”

Untuk bersantai, Jing memilih permainan showdown, sebuah permainan papan yang mirip hoki.

Dia baru saja mengalahkan kekasihnya Fredrik. Dan bagi Fredrik, ini seringkali terjadi.

“Saya tidak tahu harus berkata apa. Dia bisa membaca, belajar, bekerja dan melakukan segala sesuatu dengan sangat cepat. Menurut saya, itu sangat luar biasa.

Saat ini, Jing sedang berkonsentrasi untuk konsernya mendatang berjudul “East Meets West”. Nantinya dia akan berkolaborasi dengan enam musisi Swedia.

Mimpinya adalah melakukan konser di berbagai kota.

”Saya ingin sekali menyelenggarakan konser musik di Cina, Amerika Serikat dan negara lainnya.”

Konser perdana “East Meets West” digelar di Stockholm.

Jing sangat gugup, tapi pertunjukkannya memukau para penonton.

Guru Jing, Jan Bengtsson juga anggota kelompok musik ini.

Dia sangat kagum akan kemampuan bermusik Jing.

”Saya rasa dia bisa menjadi apa saja yang dia inginkan.”



  • Swedia
  • Cina
  • Wu Jing
  • pemain flute
  • Ric Wasserman

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!