INDONESIA

Industri Otomotif Vietnam Didongkrak Kehadiran Mercedes

Industri Otomotif Vietnam Didongkrak Kehadiran Mercedes

Di sebelah utara Kota Ho Chi Minh, pedagang kaki lima menjual mie seharga 10 ribuan rupiah, sementara pemulung mencari kardus bekas untuk didaur ulang.


Tepat di samping mereka, inilah tempat produksi mobil mewah di Vietnam. 


Mercedes membangun pabrik di sini dan perusahaan asal Jerman ini akan berinvestasi total sebesar Rp 114 miliar lebih untuk memproduksi mobil di Vietnam.


Direktur Utama Michael Behrens mengatakan inilah salah satu komitmen perusahaan untuk tahun ini. 


“Komitmen utama kami adalah investasi di masa depan Vietnam. (Apa artinya?) Kami akan menginvestasikan hampir 60 miliar rupiah untuk produksi baru, berarti mobil seri S. Sementara sisanya untuk membiaya banyak hal, jaringan dan ekologi.”


Komitmen lainnya adalah mengenalkan 19 produk baru ke pasar Vietnam tahun ini.


Direktur Pemasaran, Dirk Adelmann mengatakan, ini adalah strategi menangkap pasar yang tumbuh dengan sangat cepat. 


“Usia rata-rata pelanggan banyak, jauh lebih muda daripada negara-negara tetangga. Dan kami menemukan bahwa anak muda Vietnam ingin produk yang baru setiap tahun. Ini tantangan buat kami agar bisa menambah kapasitas produksi setiap tahun.”


Mercedes pun akan ikut mengembangkan industri mobil dalam negeri yang dicanangkan Pemerintah Vietnam, agar bisa bersaing dengan Thailand dan Indonesia. 



Tetapi, Nguyen Van Trung, editor Majalah Autocar Vietnam menilai, negara ini membutuhkan modal, pengetahuan dan teknologi. 


“Vietnam memulai dari nol, jadi negara ini perlu bantuan perusahaan asing. Vietnam ingin produsen asing masuk dengan membawa modal, pengetahuan dan teknologi. Tapi saya tidak berpikir bahwa pembagian antara produsen asing dan perusahaan nasional akan cepat, itu akan lambat.”


Vietnam dinilai belum menyiapkan pemasok lokal untuk bersaing dengan daerah. 


Warga dilindungi impor dan pajak lainnya yang besarnyadua kali lipat lebih besar dari harga mobil.


Vietnam mungkin tidak siap ketika membebaskan bea masuk pada 2018, ini sebagai bagian dari kesepakatan ASEAN, ujar CEO Mercedes Michael Behrens. 


“Industri di negara sekitar lebih berkembang. Tapi ini bukan karena indsutri lokal, ini masalah dorongan pemerintah Vietnam.”


Tapi warga Vietnam akan terus membeli mobil.


Vietnam punya pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara dan sejumlah orang melihat mobil sebagai simbol tertinggi, menurut Nguyen Van Trung dan Majalah Autocar.


“Warga semakin kaya dan ingin menghabiskan uang. Mereka ingin menikmati hidup. Jadi kita memiliki pasar. Karena mobil untuk Vietnam tidak hanya sekedar kendaraan, tetapi aset.”


  • Vietnam
  • Industri Otomotif
  • Mercedes
  • Ekonomi
  • Lien Hoang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!