INDONESIA

Filipina dan Pemberontak Muslim Sepakat Damai

Filipina dan Pemberontak Muslim Sepakat Damai

Setelah 17 tahun perundingan, akhirnya kesepakatan damai ditandatangani pada 27 Maret lalu. 


Profesor  Miriam Coronel-Ferrer adalah Ketua Tim Perundingan Pemerintah Filipina. 


“Kesepakatan ini berisi mekanisme untuk pemerintahan sendiri di daerah berpenduduk mayoritas Muslim, yaitu penduduk Bangsamoro. Ini akan memungkinkan rekonsiliasi dan pembangunan kembali daerah yang terimbas konflik.”

 

Tapi butuh kerja keras untuk mempertahankan perdamaian di selatan negeri itu. 


Berikut saran dari antropolog Albert Alejo. 


“Dalam proses ini, kita tidak boleh melupakan masyarakat adat. Mereka mengamati dan berperan aktif dalam proses perdamaian Bangsamoro. Mereka harus dilibatkan dalam proses ini.”


Mohajirin Ali adalah anggota tim perundingan MILF yang sudah terlibat dalam pembicaraan damai ini sejak 2001. 


Ia mengatakan kesepakatan itu memberi ruang yang lebih besar bagi masyarakat adat. 


“Kami mencoba memberi mereka jatah di parlemen pemerintah pusat, karena mereka tidak punya wakil di Senat. Kami mencoba untuk melakukan segalanya untuk memenuhi ini tapi kami punya keterbatasan” 



“Masih ada orang-orang yang menganggu proses perdamaian. Tapi kami bersedia untuk  berdialog dengan mereka.”


Kesepakatan ini akan membentuk pemerintahan otonom Bangsamoro yang bisa mengelola anggaran dan pasukan polisi sendiri. Sebuah badan transisi akan bertugas di sana dan pemilu lokal dijadwalkan berlangsung pada 2016. 


Saat penandatanganan perjanjian damai, Presiden Aquino mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat internasional.


“Tujuan kami adalah membentuk Otoritas Transisi Bangsamoro pada 2015, yang akan jadi pemerintahan Bangsamoro sementara, sampai digelarnya pemilu pada 2016. Dengan cara ini, masyarakat akan mengubah gelombang perselisihan menjadi perdamaian dengan proses yang adil. Mereka sendiri yang akan membuktikan kalau ruang demokrasi yang cukup akan mengatasi keluhan dan kekhawatiran setiap warga Filipina.”


Sebagai bagian dari kesepakatan, MILF juga berjanji akan menyerahkan senjata yang digunakan 15 ribu pejuang pemberontak. Kelompok ini dianggap sebagai kelompok bersenjata terbesar di Asia Tenggara. 


Setelah penandatanganan, Profesor Mirriam Coronel-Ferrer menilai ini seperti pernikahan yang berakhir dengan pesta besar ...


“Salah satu lagu yang kami nyanyikan adalah ‘You’ve Got a Friend’. Kepada rekan saya di MILF, saya bilang, ‘Pak, Anda punya teman’. Saya menyalami dia dan dia mengatakan, ‘Apakah kita pernah bermusuhan? Itulah semangat yang kita miliki saat ini.”


Perwira militer Kolonel Johnny Macanas (pronounced Ma-can-yas) sudah bertugas di Mindanao selama 21 tahun terakhir. 


Dia berharap bisa pensiun tahun depan. 


Menurutnya masyarakat sudah muak dengan perang dan akan menjaga proses perdamaian ini.


“Saya sudah lama merindukan perdamaian. Saat pensiun nanti, saya akan tinggal di Barangray Delabayen Kauswagan, Lanao del Norte. Ini dulunya adalah kamp MILF. Sekarang sudah dibangun oleh pemerintah. Penduduknya 100 persen Muslim dan mereka semua teman saya. Saya akan mempromosikan perdamaian ... yang seharusnya berhasil untuk kita semua.”


  • Philippines
  • MILF
  • Bangsamoro
  • kesepakatan damai
  • Madonna T. Virola

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!