INDONESIA

Surat Kabar Burma Siap Menghadapi Era Baru

"Untuk pertama kalinya dalam 50 tahun, surat kabar harian swasat terbit di Myanmar."

Ko Swe DVB

Surat Kabar Burma Siap Menghadapi Era Baru
Surat Kabar, harian, Burma, media, Ko Swe DVB

Monopoli negara atas surat kabar harian di Burma telah berakhir setelah hampir setengah abad.

Para penerbit telah menunggu lama untuk datangnya hari ini – saat mereka bisa menerbitkan surat kabar harian mereka sendiri tanpa takut dipenjara atau disiksa.

Empat surat kabar swasta sudah siap terbit sementara 12 lainnya sedang menyiapkan diri untuk menjadi harian.

Kyaw Kyaw Min adalah pemimpin redaksi The Express Times Journal. Ia mengaku ini saat yang menyenangkan meski masih ada keraguan.

“Meski semua orang membuat persiapan dengan strategi dan perencanaan dengan caranya sendiri, mereka masih waspada terhadap tantangan yang akan muncul. Kami juga.”

Namun tidak dapat disangkal ini merupakan salah satu tonggak penting bagi kebebasan berbicara di Burma.

Setelah sensor media diperlonggar tahun lalu, selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, surat kabar menyiapkan diri untuk terbit harian.

Wai Phyo adalah Pemimpin Redaksi Grup Eleven Media.

“Kami melakukan persiapan untuk terbit harian selama dua tahun terakhir bukan baru-baru ini.”

Secara logistik, menerbitkan surat kabar harian adalah perkerjaan berat.

Untuk memulainya, butuh lebih banyak jurnalis untuk mengisi halaman, kata Thura, editor Messenger News Journal.

“Kami punya 90 hingga 100 karyawan termasuk bagian administrasi dan teknisi percetakan.”

The Messager bahkan sudah mulai membuat harian di internal mereka untuk melatih timnya.

Mereka sudah mempelajari strategi kerja, regulasi dan tantangan yang akan dihadapi.

Tantangan lainnya adalah distribusi, terutama ke daerah-daerah terpencil Burma yang infrastrukturnya buruk.

“Untuk prosedur distribusi ke daerah-daerah tidak mudah karena  transportasinya sangat sulit. Tapi kami akan tetap mendistribusikannya ke sebanyak mungkin daerah yang bisa kami jangkau. Misalnya Irrawaddy, Pegu, Naypyidaw, Mandalay dan wilayah Rangoon.”

Koran lain, meski sudah punya tenaga kerja, tetap memantau situasi sebelum menerbitkan harian mereka kata Kyaw Kyaw  dari The Express Times.

“Kami ingin tahu apa untung ruginya - bagaimana koran-koran ini akan bersaing di pasaran. Kami punya banyak masalah terkait distribusi, akan melihat dan menunggu bagaimana surat kabar lain mengatasinya dan apakah solusi mereka berhasil.”

Biaya adalah masalah lain.

Surat kabar swasta harus bersaing dengan tiga surat kabar negara, The Kyemon, Myanma Ahlin, dan surat kabar berbahasa Inggris, New Light of Myanmar, yang dijual seharga lima sen per eksemplarnya.

Kembali Wai Phyo dari Grup Eleven Media.

“Pemerintah bisa menjual surat kabar mereka dengan harga murah karena menggunakan anggaran negara. Sementara penerbitan swasta harus memasang harga yang lebih tinggi untuk menutupi pengeluaran dan juga pajak.”

Dan mereka harus punya model bisnis yang bisa diterapkan, kata distributor surat kabar.

“Ini semua tentang harga - itu yang paling penting. Akan lebih baik bila mereka bisa mengurangi harga tapi saya melihat itu akan sulit. Mereka harus berjuang selama satu tahun sampai mereka bisa stabil.”

The Messenger masih memperdebatkan berapa eksemplar yang akan dicetak.

Mereka ingin memastikan surat kabar mereka terjangkau bagi siapa saja kata pemimpin redaksi Thura Aung.

“Kami sudah dapat persetujuan, sehingga cepat atau lambat, kami akan mencapai pembaca. Tapi saat ini kami belum bisa mengatakan dengan tepat kapan kami akan terbit. Mungkin akan ada tantangan dan masalah. Kami yakin akan bisa mengatasinya karena kami sudah melakukan persiapan, meski begitu masalah tak terduga bisa saja muncul.”
 
Media cetak yang mulai beredar pekan ini adalah The Voice, Golden Fresh Land, Koran USDP The Union dan  The Standard Time Daily.

Sementara The Express Times belum dapat izin terbit.

Tapi dalam beberapa bulan mendatang, Grup Eleven Media, The Messenger Journal dan 14 surat kabar lainnya juga akan ikut meramaikan media harian di negara tersebut.

  • Surat Kabar
  • harian
  • Burma
  • media
  • Ko Swe DVB

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!