RAGAM

NLR Indonesia di Tahun 2020

NLR Indonesia: Annual Report 2020

I. PROGRAM DAN KEGIATAN


1. Zero/Nihil Transmisi

Tahun 2020 Pelaksanaan Program Pengendalian Kusta Nasional yang dilakukan Kementerian Kesehatan, dinas-dinas kesehatan daerah dan NLR Indonesia tidak berjalan sesuai rencana karena Pandemi Covid-19. Semua sumber pembiayaan pemerintah dialihkan pada penanganan pandemi di kuartal kedua dan ketiga tahun 2020. Kegiatan pengendalian kusta yang dilakukan NLR Indonesia baru bergerak di kuartal keempatnya.

NLR mengoptimalkan pula kegiatan online dan offline untuk bisa memberi dampak positif bagi upaya menekan penularan kusta hingga nihil. Inovasi bahkan sudah terwujud dengan pelatihan tatalaksana penanganan kusta yang bersifat online dan offline.


Peningkatan Kapasitas Pengendalian Kusta

Kegiatan ini meningkatkan kapasitas supervisor kusta di tingkat propinsi dan kabupaten/kota dalam menjalankan program pengendalian kusta secara rutin dan kegiatan inovatif. Para petugas kusta diberi keterampilan dalam memeriksa hingga mendiagnosa kusta, terapi yang sesuai, pemeriksaan fungsi syaraf untuk pencegahan disabilitas, pencatatan pasien.

  • 49 supervisor kusta propinsi, kabupaten/kota memberi pendampingan teknis (cluster on the job training) kepada petugas kusta
  • Peluncuran paket E-Learning tentang tata laksana pengendalian kusta yang dikombinasi praktik lapangan, pada 1 September 2020 bersama Kementerian Kesehatan
  • E-learning sudah digunakan untuk pelatihan para supervisor kusta tingkat propinsi dan kabupaten/lota.


Desa Sahabat Kusta dengan Komunikasi Perubahan Perilaku

Kagiatan ini mendorong pencegahan penularan melalui deteksi dini dan pengurangan stigma di di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat. Pelibatan petugas kesehatan di puskesmas dan tokoh berpengaruh di masyarakat menjadi unsur penting dalam kegiatan ini. Kegiatan berlokasi di Kota Ternate (Maluku Utara), Parimo (Sulawesi Tengah), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara( dan Cirebon (Jawa Barat).

  • 68 rujukan kasus kusta oleh tokoh berpengaruh desa dan tenaga kesehatan puskesmas ke petugas kusta puskesmas di Kabupaten Parimo, dalam waktu satu bulan.
  • Kegiatan Desa Sahabat Kusta dilaksanakan di 26 Puskesmas yang melayani lebih dari 30 desa.


Kemoprofilaksis dengan Komunikasi Perubahan Perilaku

Kegiatan ini mengupayakan penghentian penularan kusta dengan pemberian obat pencegahan rifampicin dosis tunggal (kemoprofilaksis) pada kontak dekat ataupun komunitas yang berisiko tertular kusta. Untuk melaksanakannya, NLR Indonesia melatih supervisor kusta dari 12 propoinsi dan dua staf dari Kementerian Kesehatan tentang tatalaksana pemberian obat pencegahan. Dengan bekal pelatihan, mereka telah menginisiasi pelaksanaan kemoprofilaksis di propinsi masing-masing.

  • Pemeriksaan pada 37.291 kontak dari 2.094 penderita kusta melalui kunjungan rumah.
  • 35.337 kontak meminum obat pencegahan (rifampicin)
  • Kemoprofilaksis dilaksanakan kepada satu komunitas di 13 desa terpencil yang sangat endemis dengan 73% dari total populasi meminum obat pencegahan dan 76 kasus kusta baru ditemukan.
  • Kemoprofilaksis di Subang, Jawa Barat melibatkan camat, kepala desa, bidan desa, kepala puskesmas dalam mendorong pemeriksaan diri dan mengurangi stigma kusta di masyarakat.
  • Data tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan serta stigma terkait kusta telah tersedia dan digunakan dalam pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku di Subang.


PEP ++

Kegiatan PEP++ merupakan inovasi untuk memutus rantai penularan kusta sekaligus membuktikan penurunan drastis dalam insiden kusta lewat kemanjuran rejimen profilaksis yang ditingkatkan. PEP++ juga mendorong perubahan perilaku tentang kusta di masyarakat agar mendukung upaya penghentian transmisi kusta dan stigma pada penderita kusta. Kegiatan ini menggunakan teknologi untuk memetakan dan memantau komunitas sasaran. Kegiatan ini dilaksanakan di Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Pamekasan.

  • Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan mendukung pelaksanaan PEP++ pada September 2020.
  • 22 Staf lapangan PEP++ menerima pelatihan online dan offline tentang tatalaksana pemberian obat pencegahan, penyuluhan tentang kusta ke masyarakat, deteksi dini kusta dan pemetaan penderita kusta dan kelompor berisiko tertular.
  • Materi Komunikasi Perubahan Perilaku seperti buku saku, poster, calendar, lembar balik, video singkat sudah diproduksi untuk mendukung sosialisasi di masyarkat.


Pengendalian Kusta di Kawasan Perkotaan dan Terisolir

Kegiatan ini berkontribusi pada pemberantasan penularan kusta dengan melibatkan dokter keluarga, dokter pribadi, klinik dan rumah sakit. Kemitraan juga dijalin dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang menerima rujukan pasien kusta. Kegiatan ini dilaksanakan di kawasan kumuh kota Kupang dan Manokwari.

  • 51 dokter praktik/swasta dan 44 kader kesehatan di kawasan kumuh perkotaan mendapat pelatihan tentang deteksi dini kusta.
  • Dokter praktik mandiri dan kader kesehatan (di slum areas) menghasilkan 10 rujukan suspek kusta ke petugas kusta dari puskesmas setempat untuk perawatan dan penelusuran kontak lebih lanjut. (Makassar: 116 dan 9 positif kusta, 201 di Ambon 3 positif kusta)


PEP-COM

Kegiatan ini dilakukan untuk memutus rantai penularan dengan pemberian obat pencegahan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan serta perlibatan tokoh masyarakat dalam mengurangi stigma kusta. Kegiatan dilakukan di Indramayu, Jawa Barat.

  • 6.668 kontak dekat dari 358 pasien kusta di 46 puskesmas telah mendapat rifampicin dalam kegiatan kemoprofilaksis secara home visit.
  • 49 petugas kusta telah mendapat pengetahuan dan keterampilan praktis dalam pelaksanaan kemoprofilaksis.

(participatoriy approach : 50 contact per IC, health care involve in endemic areas; contact approach 20 contact per 1 IC)


2. ZERO/NIHIL DISABILITAS

NLR Indonesia mendorong kegiatan penemuan kasus kusta sedini mungkin melalui berbagai kegiatan. Hal ini sangat diperlukan untuk menekan konsekwensi disabilitas pada penderita kusta yang terlambat ditemukan.

Pencegahan disabilitas juga dilakukan bagi pasien kusta yang sudah menyelesaikan periode minum obat kusta. Kelompok ini perlu dipantau secara berkala oleh tenaga kesehatan karena disabilitas akibat kusta yang tidak dijaga dengan baik akan menimbulkan cidera yang lebih parah.

Karenanya, NLR mendukung pendampingan melalui Kelompok Perawatan Diri (KPD) dari orang yang pernah mengalami kusta. Di KPD, mereka dilatih cara merawat bagian tubuh yang terkena kusta, dibantu keterampilan sederhana serta saling menguatkan (konseling sesama).

Namun selama masa pandemi Covid-19, banyak kegiatan “Nihil Disabilitas” ditunda karena tenaga kesehatan tidak dapat melakukan kontak langsung dengan orang yang pernah mengalami kusta. Selain itu, banyak tenaga kesehatan disibukkan dengan penanganan kasus Covid-19.


Kombinasi Pendekatan KPD untuk Kusta dan Filariasis

Kelompok ini menampung orang dengan disabilitas karena kusta dan filariasis. Mereka mengadakan pertemuan di desa masing-masing tiap bulannya. Mereka melakukan praktik merawat diri dan konseling sesama dalam suasana bersahabat. Topik pembicaraan biasanya isu stigma, diskriminasi dan cerita pergulatan hidup.

  • Pembentukan 2 KPD dengan pendekatan Kusta dan Filariasi di Papua dan Papua Barat
  • 25 orang dengan disabilitas akibat kusta dan 5 akibat filariasis dari KPD sangat termotivasi untuk mempraktikkan perawatan dirinya


Semi Active Surveillance (SAS) paska Berobat Kusta

Kegiatan ini memastikan agar pasien kusta dengan disabilitas tingkat 2 dapat terus dipantau bahkan setelah pasien menyelesaikan periode pengobatan. Pemantauan diperlukan karena disabilitas akibat kusta dapat semakin parah jika tidak dipantau/dirawat secara ruitn.

  • 38 tenaga kesehatan dan petugas kusta mendapat pelatihan tentang SAS dan pemetaan orang yang pernah mengalami kusta sesuai kriteria SAS.
  • Pelaksanaan SAS di Bone, Sulawesi Selatan oleh Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan berkat lobby dari NLR.


Konseling Sebaya oleh Orang Yang Pernah Mengalami Kusta

Kegiatan ini membantu pasien kusta yang mengalami tekanan batin akibat kenyataan terinfeksi kusta. Dalam konseling sesama, konselor terlatih berasal dari orang yang pernah mengalami kusta dan juga tenaga kesehatan/petugas kusta puskesmas. Mereka dibekali pelatihan interpersonal seperti konseling dan komunikasi dan materi tentang stigma, depresi, kegelisahan dan metode assessment.

  • 9 konselor sesama telah aktif memberikan sesi konseling pada sesama yang pernah mengalami kusta di 5 puskesmas.
  • 20 orang yang pernah mengalami kusta mengikuti 6 sesi konseling sebagai klien.
  • 10 petugas kusta dan petugas kesehatan mental di Jeneponto, Sulawesi Selatan dilatih tentang stigma, depresi, kegelisahan dan metode assessement.


3. ZERO/NIHIL EKSKLSI

Program ini mengupayakan inklusivitas dan pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap orang yang pernah mengalami kusta dan orang dengan disabilitas karena kusta dan disabilitas lainnya. NLR Indonesia dan mitra kerja melakukan upaya ini melalui advokasi kebijakan yang inklusif, forum inklusif, penciptaan “role model”, hingga kampanye penyadaran public.

Selama masa pandemic ini, sebagaian dana program Zero Eksklusi dialihkan untuk membantu komunitas dampingan NLR Indonesia yang terdampak Covid-19 dengan penyediaan bantuan sembako dan tunai serta materi edukasi tentang Covid-19.


Mardika (Masyarakat Ramah Disabilitas dan Kusta)

Dalam kegiatan Mardika, terdapat 5 intervensi yang dilakukan NLR Indonesia. Pertama, NLR Indonesia meningkatkan kapasitas organisasi mitra penyandang disabilitas dan pemangku kepentingan terkait pendekatan Pembangunan Inklusif Disabilitas. Kedua, NLR Indonesia bersama mitra melakukan lobi ke pemerintah daerah seperti di Pasuruan dan Jeneponto tentang hak-hak dari kelompok dengan disabilitas. Ketiga, dilakukan kegiatan penyadaran di kalangan pemuka agama untuk membantu mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang yang perngah mengalami kusta dan dengan disabilitas. Intervensi ke-4 dan ke-5 berkaitan dengan penciptaan role model dan jejaring untuk keberlanjutan dan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi.

  • Terbentuknya kelompok Inklusi dan kelompok difable desa yang menyuarakan hak dan kepentingan kelompok dengan disabilitas.
  • Pemerintah desa memberi perhatian dan dukungan pada pengurangan stigma di daerahnya. Kelompok difable dilibatkan dalam rapat koordinasi desa.
  • Kontribusi dalam penerbitan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi no.11/2020 tentang prioritas dana desa dan pembentukan desa inklusi.
  • Kampiun/role model orang yang pernah mengalami kusta yaitu Firmansyah terlibat dalam Tim 11 di pemerintah desa, yang bertugas membuat perencanaan pembangunan desa selama 5 tahun.
  • Assessmen dampak Covid-19 pada orang dengan disabilitas dikembangkan dan digunakan oleh LSM dan pemerintah.
  • Sekolah Gradiasi versi online dilaksanakan selama 14 hari untuk para aktivis dengan isu disabilitas.
  • Organisasi mitra didorong untuk terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan dan mendorong pembentukan kelompok Inklusi dan difable tingkat desa.


LEAP

Kegiatan ini mengupayakan agar penyandang disabilitas termasuk yang pernah mengalami kusta dapat mengakses pekerjaan formal maupun informal setelah dibekali keterampilan dan modal usaha. NLR Indonesia meningkatkan kapasitas organisasi penyandang disabilitas (OPD) dalam lobi dan advokasi inklusivitas kepada pemerintah daerah. Kegiatan ini dilaksanakan di Makasar, Bantaeng dan Toraja Utara di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini menghasikan data komprehensif tentang penyandang disabilitas dan OPMPK. Berbagai peraturan tingkat kota dan kabupaten diterbitkan untuk mendukung Inklusi pada disabilitas dan yang pernah mengalami kusta.

  • Data komprehensif tentang orang yang pernah mengalami kusta dan disabilitas digunakan kementerian ketenagakerjaan dan trasnmigrasi, BLK,
  • Peraturan Bupati Toraja Utara No.40/2020 mendorong pemberdayaan pekerja dengan disabilitas.
  • Di Bukukumba. Peraturan Bupati tentang pemberdayaan pekerja dengan disabilitas akan segera diterbitkan,
  • Pilot proyek “Katalis” meningkatkan kapasitas 34 penyandang disabilitas dan OYPMK untuk mengakses pekerjaan di sektor formal.
  • Pilot proyek “Kristal” meningkat keterampilan kewirausahaan pada 122 penyandang disabilitas, OYPMK dan kelompok terpinggirkan
  • Penandatanganan kesepakatan antara BLK Makasar dan BLK Bantaeng dan 3 Organisasi Penyandang Disabilitas setempat dalam penyediaan akses pelatihan yang inklusif bagi penyandang disabilitas dan OYPMK.


PADI

Kegiatan PADI menyasar tujuan akhir agar anak-anak dengan disabilitas dan yang pernah mengalami kusta dapat menikmati hak dasar mereka dan berpartisipasi secara penuh sesuai usia mereka di tengah masyarkakat yang inklusif disabilitas.

  • 871 anak dengan disabilitas (505 laki dan 360 perempuan
  • 514 anak dibantu mengakses pendidikan dan 55 anak ke pendidikan
  • Dukungan pada Aliansi RBM Indonesia untuk menyuaran hak anak dengan disabilitas.
  • Menjadi host “Inklusi Disabilitas dalam Kebijakan Kesehatan dengan peserta 100 orang
  • Training Child Protection Policy guna menciptakan lingkungan kerja NLR yang aman.
  • Mitra kerja diberi pelatihan tentang perubahan paling bermakna untuk menangkap perubahan di masyarakat damingan.
  • Mitra didorong merangkul lembaga/perusahaan/koperasi agar menerima pemagangan kaum muda dengan disabilitas


Long Term Investment

Kegiatan ini memberi peluang beasiswa bagi fisioterapis, penyediaan materi edukasi “Welcome to School” dan peningkatan kualitas infrastruktur di tingkat mitra.

  • 3 penerima beasiswa bidang fisioterafi.
  • Penggunaan dan percontohan toolkit “Welcome to School” oleh 16 mitra organisasi untuk pengembangan sekolah inklusif disabilitas.
  • 3 mitra organisasi menerima bantuan hibah untuk peningkatan layanan rehabilitasi berbasis masyasrakat.


My Body is Mine

Kegiatan ini memandu mitra organisasi dalam mengembangkan program Hak Kesehatan Reproduksi Seksual bagi anak-anak dengan disabilitas di 4 kabupaten di NTT.

  • 39 peserta dari 16 organisasi mitra mendapat pelatihan SRHR bagi anak remaja.
  • 42 peserta fasilitator lokal, sekolah, puskesmas dan orang tua dari anak penyandang disabillitas mendapat pelatihan tentang pedoman SRHR seputar gender, kekerasan seksual dan relasi yang sehat.
  • 80 fasillitator dan orang tua mendapat pelatihan tentang kusta dan pengurangan stigma secara online dan offline di 4 wilayah kerja MBIM
  • 12 anak yang pernah mengalami kusta di Cancar dan Naob mendapat informasi tentang SRHR.


Anak dengan Down Syndroma

Kemitraan NLR Indonesia dengan Liliane Fonds ditujukan untuk perkembangan anak-anak dengan down syndrome dengan mendorong perubahan perilaku pada orang tua dan pengasuh.

  • Inisiatif untuk anak dengan down syndrome (inisiatif apa),
  • Perubahan perilaku pada orang tua dan pengasuh
  • Anak dengan down syndrome mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri.
  • Peningkatan kesadaran publik di 5 area
  • Training spt apa bagi orang tua dan pengasuh


MIVA

MIVA mendukung pendanaan bagi inisiatif mitra lokal dalam memberikan pelayanan optimal bagi anak-anak dengan disabilitas akibat kusta dan penyakit lainnya sehingga terbangun masyarakat yang inklusif bagi semua anggotanya.

  • Dukungan pengadaan 2 kendaraan motor bagi mitra Alfa Omega. Motor akan dimodifikasi agar dapat dimanfaatkan penyandang disabilitas fisik.
  • Dukungan pengadaan 2 kendaraan motor dan 1 unit laptop bagi mitra Sankita untuk kegiatan lapangan.
  • Dukungan pengadaan 1 unit mobil oleh mitra HDWI Sulsel untuk pengguna kursi roda dan kegiatan lapangan.
  • Dukungan pengadaan 2 kendaraan motor dan alat komunikasi Mangoesky Sattelite-based Internet untuk YSIA, NTT
  • 1 unit mobil untuk operasional NLR Indonesia.

Baca juga: Pertama di Jawa Tengah, Pencegahan Kusta dengan Obat

  • nativead
  • nlr indonesia
  • kusta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!