KABAR BISNIS

BST dan BSB bagi Warga Terdampak Pandemi di Kota Pahlawan

BST dan BSB bagi Warga Terdampak Pandemi di Kota Pahlawan

Hari itu Rabu (7/10/2020) di Kantor Pos Kebon Rejo, Kota Surabaya, Jawa Timur, tak seperti biasanya ada acara penyuluhan penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) Tahap VII dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Tak tanggung-tanggung acara dihadiri langsung oleh Menteri Sosial Juliari P. Batubara, Dirut PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan sederet pejabat penting lainnya.

Dari sekian warga yang hadir, ada rona bahagia yang tidak bisa disembunyikan di wajah Mulyati, seorang warga Asemrowo, Kota Surabaya.

Betapa tidak, usai didata pengurus lingkungan beberapa bulan sebelumnya dan kini ia termasuk warga yang menerima BST Rp 300 ribu dari Kementerian Sosial RI.

“Sejak ada Covid-19 usaha saya sebagai penjahit sepi, tapi alhamdulillah dengan menerima bantuan dari Kementerian Sosial RI, rasanya senang sekali tak bisa diucapkan kata-kata, ” ungkap janda ini.

“Saya bersyukur sekali saat Covid-19 seperti saat ini masih mendapat BST Rp 300 ribu dari Kemensos,” ujar Mulyati, berkaca-kaca.

Tak hanya Mulyati, ternyata seorang tukang ojek daring, Ali yang merasakan hal sama.

BST diluncurkan khusus bagi warga terdampak Covid-19, agar bisa mengurangi beban dan meningkat daya beli masyarakat sebagai akibat dari pandemi.

Tak hanya itu, BST diharapkan mampu meringankan beban hidup bagi warga yang harus kehilangan pekerjaan atau dirumahkan karena tempat kerjanya tidak beroperasi.

Warga penerima BST menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 600 ribu per kepala keluarga setiap bulannya selama tiga bulan dan Rp300 ribu per KPM setiap bulan selama enam bulan.

Adapun sasaran penerima BST di Kota Surabaya sebanyak 225.255 KPM dengan nilai total Rp 67.576.500.000.

“Hingga hari ini dari 1,2 juta penerima BST Tahap VII di Jatim sudah terealisasi 1,19 juta jiwa atau mencapai 99, 12 persen, sehingga tinggal 10 ribu keluarga lagi, ” ucap Dirut PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi.

Dari total 1,2 juta penerima BST di Jatim tersebut, di Kota Surabaya sebanyak 162 ribu KPM. Saat ini, di Surabaya sudah terealisasi 161 KPM atau tercapai 99,43 persen jadi tinggal 932 keluarga lagi.

"Tentu saja, bagi PT Pos ini sebagai penghormatan dari Pak Mensos untuk menyalurkan BST. Semoga jadi amal ibadah dan memberikan kontribusi nyata untuk pemulihan ekonomi Nasional," harap Faizal.

Dalam sambutannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan saat penyerahan bantuan saat terjadi Covid-19 , sempat bingung karena banyak warga Surabaya tidak bekerja lagi.

"Kami harus merawat pasien dalam jumlah besar, karena penyakit Covid-19 amat ganas sekali. Jadi banyak tiba-tiba langsung meninggal," ungkap Risma.

Risma mengeluh kepada Mensos agar bisa dinaikkan jumlah penerima manfaat BST dikarenakan penerima BST sedikit. di sisi lain banyak warga yang membutuhkan.

"Tapi alhamdulillah, pak Menteri Sosial bilang iya mbak saya tambahin," terangnya.

Berkat bantuan dari Mensos ditambah sehingga banyak warga yang banyak dapat bantuan untuk menopang hidup selama pandemi ini.

Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara menyatakan BST adalah instruksi langsung dari Presiden RI Jokowi yang disalurkan melalui Kemensos.

"Kalau tidak ada instruksi dari Presiden, saya kira program ini belum tentu ada," terang Juliari.

Mensos berharap kepada KPM agar dengan bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Salah satunya yakni untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari.

"Bantuan yang diterima uangnya untuk membeli kebutuhan yang paling mendesak. Bantuan ini dapat digunakan dan dimanfaatkan sebaik mungkin," harap Juliari.

"Saya ucapkan terima kasih kepada PT Pos Indonesia sebagai mitra, juga terima kasih secara khusus kepada Ibu Wali Kota dan jajaran Pemkot Surabaya karena koordinasinya selama ini sangat bagus sekali," kata Juliari.


Penyaluran Bantuan Sosial Beras (BSB)

Di samping BST, Mensos Juliari P. Batubara dan Wali Kota Surabaya Risma juga menyalurkan program BSB di Kantor Kecamatan Gayungan Jalan Masjid Agung No 2, Gayungan, Surabaya.

Bansos yang baru diluncurkan pada September lalu adalah BSB dengan target penerima 9 juta KPM Program Keluarga Harapan (PKH), dengan besaran ditetapkan 15 kg/KPM/bulan selama 3 bulan.

Beras disalurkan di Provinsi Jawa Timur sebanyak 77.826.825 kg untuk 1.729.485 KPM PKH. Saat ini, realisasi penyaluran beras dari gudang Bulog mencapai 47 persen atau sebanyak 36.959.295 kg berdasarkan data transporter, bansos beras sudah didistribusikan ke KPM PKH sebanyak 29.902.290 kg (80.91 persen).

"Diharapkan BSB bisa membantu kebutuhan pokok setiap KPM dan warga yang mendapatkan beras premium dari Perum Bulog," harap Juliari.

Mensos meminta agar para pendamping PKH untuk terus bersemangat melayani warga. Sebab, bagi Juliari bahwa pendamping ujung tombak mensukseskan program bansos di Kemensos.

Selama ini, kata Wali Kota Risma bahwa program PKH di Surabaya setiap bulan berjalan lancar tanpa kendala. Bahkan, KPM mendapat program bisa menerimanya dengan baik.

"Jadi, karena tadi tujuannya untuk mengentas kemiskinan warga agar bisa sejahtera, saya mohon ayo kita benar-benar sungguh-sungguh," tandas Risma.

Direktur DNR Logistik, Transporter Bansos, Jerry Tengker menilai dalam penyaluran pihaknya dikawal Tim Pendamping PKH dan penyerahannya sendiri, DNR akan membagikan bantuan ini ke seluruh Jawa Timur.

"DNR Logistik menyalurkan bersama tim pendamping PKH dan untuk Jawa Timur total ada 1,7 juta, sedangkan di Kota Surabaya ada 114.000," pungkas Jerry.

(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun)

  • #satgascovid19
  • #IngatPesanIbu
  • #pakaimasker
  • #jagajarak
  • #hindarikerumunan
  • #cucitanganpakaisabun
  • #KBRLawanCovid19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!