RAGAM

“Love Buzz: A Photography Exhibition” Kunjungi Sikka, Maumere

"Citra Dyah Prastuti, Pemred KBR:“Foto-foto ini hadir untuk memberi ruang yang luas bagi teman-teman dari kelompok minoritas untuk berekspresi dan menyampaikan cerita dari sudut pandang mereka.”"

“Love Buzz: A Photography Exhibition” Kunjungi Sikka, Maumere
Suasana diskusi “Love Buzz: A Photography Exhibition” di Sikka Convention Center, Maumere, Selasa, 10 Mei 2022.

KBR, Maumere - Rangkaian diskusi dan pameran foto “Love Buzz: A Photography Exhibition” hadir di Sikka Convention Center, Maumere, Selasa, 10 Mei 2022. Komunitas Fajar Sikka dan Komunitas KAHE digandeng KBR untuk menghelat kegiatan ini.

10 serial foto karya teman-teman kelompok minoritas dan sekutunya ditampilkan dalam pameran ini. Foto-foto yang dipamerkan dihasilkan dari workshop foto yang diselenggarakan KBR dan PannaFoto Insitute pada tahun 2021 lalu, yang semua pesertanya berasal dari wilayah Indonesia Timur. Carlin Karmadina adalah salah satunya.

Carlin Karmadina yang merupakan anggota Komunitas KAHE membuat serial foto berjudul “Laut Lisa”, bercerita tentang kehidupan nelayan transpuan di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, kabupaten Sikka, NTT. “Kesenian adalah medium yang kami pakai. Tema keberagaman kami pakai sebagai aktivisme kami,” kata Carlin.

“Foto-foto ini hadir untuk memberi ruang yang luas bagi teman-teman dari kelompok minoritas untuk berekspresi dan menyampaikan cerita dari sudut pandang mereka,” kata Citra Dyah Prastuti, pemimpin redaksi KBR. “Sebagai media, KBR percaya akan pentingnya menciptakan ruang-ruang perjumpaan antar kelompok. Lewat ruang perjumpaan itu, kita bisa saling tahu, saling kenal, juga saling berempati.”

Dwi Engeline Esther, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Sikka yang mewakili Bupati Sikka berkenan membuka pameran foto dan diskusi. Dalam sambutannya Dwi mengatakan, "Dunia membutuhkan transpuan yang kuat. Dan ingat, di mata Tuhan, kita adalah setara."

Di sela-sela pameran foto disajikan juga sesi diskusi yang dipandu Asrul Dwi, produser dan host podcast Love Buzz menampilkan narasumber:

  1. Dwi Engeline Esther, M.Psi, Psikolog – Kabid Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Sikka
  2. Hendrika Mayora Victoria (Bunda Mayora) – Fajar Sikka
  3. Carlin Karmadina – Komunitas Kahe
  4. Pater Ferdinandus Sebo – Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero

Diskusi mengulas soal bagaimana berkampanye tentang hak asasi manusia dan isu kelompok minoritas seksual dan gender lewat foto, podcast atau bentuk-bentuk lainnya. Berkampanye lewat cerita ini jadi langkah yang strategis untuk masuk ke berbagai kelompok masyarakat dengan menghadirkan cerita dari sudut pandang orang pertama.

Di tengah masyarakat, ada banyak stigma terhadap kelompok transpuan. “Stigma terhadap teman-teman transpuan dikonstruksi oleh masyarakat. Dan banyak yang salah. Misalnya transpuan hanya di salon, atau pasti jadi pekerja seksual. Kami bisa ada di ruang-ruang selain salon," kata Hendrika Mayora Victoria, atau akrab disapa Bunda Mayora, dari Komunitas Fajar Sikka.

Pater Ferdinandus Sebo, dosen Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero mengapresiasi KBR, Fajar Sikka dan Komunitas KAHE yang berani menyelenggarakan acara ini. Menurut Peter, masih banyak anggapan 'lain' atau 'minor' yang dialamatkan kepada kaum minoritas seksual. Padahal kita semua memiliki hak asasi yang tidak bisa dicabut.

Pameran foto “Love Buzz: A Photography Exhibition” untuk kali pertama digelar di Kafe Historia di Kota Tua Jakarta, sebagai bagian dari Jakarta International Photo Festival (JIPFest) 2021. Setelah itu lanjut ke Ternate, sebagai bagian dari Leader’s Academy yang dihelat oleh GAYa Nusantara. Tahun ini, pameran foto “Love Buzz” hadir di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Selain pameran offline, karya-karya foto ini juga bisa dinikmati di website lovebuzz.kbr.id.

Baca juga: Hendrika Mayora: Perkara Menjadi Pejabat Publik dan LGBITQ+ Dalam Katolik

  • adv
  • love buzz
  • transpuan
  • kelompok minoritas
  • transgender

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!