RAGAM

Penerima Vaksin: Reaksi Pasca Vaksinasi Kebanyakan Hanya Pegal, Lapar, dan Ngantuk

Penerima Vaksin: Reaksi Pasca Vaksinasi Kebanyakan Hanya Pegal, Lapar, dan Ngantuk
Vaksinator menunjukkan vaksin Sinovac sebelum disuntikkan ke tenaga kesehatan di Puskesmas Mataram, NTB, Selasa (19/1/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.

Jakarta - Pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin COVID-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi COVID-19. Namun, ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa KIPI adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi.

Adapun KIPI ada yang serius dan non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.

dr. Muhammad Fajri Adda’I selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh. “Biasa saja,” ujarnya dalam Dialog Produktif yang mengangkat tema KIPI: Kenali dan Atasi, diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (20/1).

Dalam kesempatan yang sama, dr. Inda Mutiara selaku Kepala Puskesmas Kramatjati mengungkapkan bahwa sejauh pengamatannya, lingkungan sekitarnya antusias dan tidak ada penolakan baik dari rekan tenaga Kesehatan (nakes) maupun masyarakat sekitar.

Reaksi setelah vaksinasi menurut dr. Fajri bisa berbeda-beda pada tiap orang. “Teman nakes lain ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” katanya.

Menurut dr. Fajri, dari laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) maupun yang dari Brazil menunjukkan bahwa relatif aman dengan KIPI di bawah 1 persen, rendah sekali. Kemudian dari pengalaman teman lain yang sudah disuntik juga aman.

Sebelum menerima suntikan vaksin Covid-19, dr. Fajri secara khusus mengosongkan jadwal. “Saya juga tidur cukup supaya reaksi imun yang terbentuk akan lebih bagus dan optimal. Kemudian untuk beberapa hari ke depan jangan terlalu capek, makan gizi seimbang, jangan begadang, jangan stres,” katanya.

Vaksin telah hadir untuk membantu upaya mengatasi pandemi COVID-19. Satu hal yang juga perlu dipahami vaksinasi ini butuh proses untuk mencapai proteksi maksimal. Semua lapisan masyarakat tetap harus disiplin protokol kesehatan 3M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Vaksin dan disiplin protokol kesehatan merupakan kombinasi tepat untuk melindungi diri dan melindungi negeri.

(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun).

  • nativead
  • #satgascovid-19
  • #IngatPesanIbu
  • #pakaimasker
  • #jagajarak
  • #hindarikerumunan
  • #cucitanganpakaisabun
  • #sinovac
  • #vaksincovid-19
  • vaksinasi
  • pandemi covid-19
  • pandemi
  • #covid-19
  • #3M
  • #3T
  • #Takkenalmakatakkebal
  • #KBRLawanCovid-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!