HEADLINE

Kemenkes: Tenaga Kesehatan Tertular Corona, Bisa Karena Lengah

Kemenkes: Tenaga Kesehatan Tertular Corona, Bisa Karena Lengah

KBR, Jakarta - Terus bertambahnya jumlah tenaga medis yang terinfeksi COVID-19, membuat Kementerian Kesehatan terus mengupayakan penambahan jumlah Alat Pelindung Diri (APD). Penggunaan APD sesuai protokol kesehatan sangat penting bagi tenaga kesehatan, karena menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Busroni, mereka sangat rentan tertular virus Corona.

"Mereka diproteksi sesuai dengan standar WHO dan standar kesehatan. Tidak ada yang satupun diperbolehkan, apabila tenaga kesehatan tidak menggunakan APD lengkap untuk melayani. Dan itu harus ditegakkan oleh siapapun, berdasarkan undang-undang dan protokol WHO. Yang kedua yang mereka terpaksa memang konfirmasi positif di rumah sakit, ya ini mungkin karena faktor-faktor lain, yang lengah gitu. Kemudian pemenuhan APD diutamakan mereka, buat mereka. Kemudian tenaga kesehatan yang sudah bekerja Ini digilir," kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Busroni kepada KBR pada Jumat (3/4/2020).

Jubir Kemenkes Busroni mengklaim, pemerintah terus berusaha memenuhi permintaan APD untuk para tenaga medis. Begitu juga dengan kecukupan kebutuhan vitamin, pola jam kerja dan istirahat yang seimbang, serta waktu kerja yang sesuai peraturan. 

"Kemenkes terus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan, keselamatan, dan keamanan para tenaga medis saat menangani pasien Covid-19," ujarnya.

Sebelumnya, jumlah tenaga medis di DKI Jakarta yang terinfeksi COVID-19 dilaporan terus bertambah. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia menyebut, hingga Rabu (1/4/2020) tercatat 84 tenaga medis yang positif COVID-19. 

Sedangkan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat, setidaknya sudah 13 dokter yang meninggal  selama penanganan pandemi COVID-19 di tanah air.

Editor: Fadli Gaper 

  • APD
  • COVID-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!