Salah satu hasil dari KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang ditutup di Nusa Dua, Bali Selasa (8/10) lalu adalah pembentukan pusat inkubasi usaha mikro kecil dan menengah di 21 negara anggota APEC. Poin tersebut merupakan bukti keberpihakan negara-negara anggota APEC kepada sector UMKM.
Keberpihakan APEC pada UKM sebenarnya sudah terlihat pada KTT APEC 2011 yang diselenggarakan di Honolulu, Amerika Serikat. Saat itu, anggota APEC secara bulat mendukung peningkatan dukungan pada sektor UKM di negara-negara Asia Pasifik. Indonesia adalah salah satu negara di Asia Pasifik yang perekonomiannya ditopang usaha mikro kecil dan menengah.
Masih belum hilang di ingatan ketika negeri ini diterpa badai krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi pada 1998, usaha mikro kecil dan menengah lah yang mampu bertahan. Ketika usaha besar terjerat utang yang berlipat-lipat karena nilai tukar rupah yang melemah hingga Rp15.000 per dolar, sektor UMKM tetap hidup. Bahkan, para selebritas ikut-kutan latah terjun ke sektor UMKM dengan membuka warung tenda makanan di pinggir jalanan.
Itu sudah menjadi contoh bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Pada 2011, 97 persen tenaga kerja berada di bawah bendera UKM dan menjadi penyumbang 60 persen total Produk Domestik Bruto (PDB). Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah per Juni 2013, saat ini ada 55,2 juta UMKM atau 99,98 persen dari total unit usaha di Indonesia.
UMKM juga menyerap 100-an juta tenaga kerja atau 97 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Bukan itu saja, UMKM juga menyumbang 57 persen dari produk domestik bruto (PDB) yang mencapai Rp 8.200 triliun. Pusat inkubasi UMKM sesuai hasil KTT APEC akan mendorong ekonomi dalam skala yang luas di seluruh negara-negara Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik.
Pusat inkubasi UMKM akan menggunakan teknologi inovasi yang memberikan kemudahan pemasaran dan juga pembiayaan karena semuanya menerapkan sistem all in one e-commerce. Ketika negara-negara APEC sudah ancang-acang untuk meningkatkan UMKM dalam skala yang lebih luas, sektor mikro dan kecil menengah di Indonesia justru masih sering kesulitan mendapatkan sumber pembiayaan.
Tantangan lain yang tidak kalah berat adalah bagaimana membuat produk UMKM lokal kompetitif sehingga bisa bersaing dengan produk dari negara lain. Apabila masalah pembiayaan dan produk yang kompetitif sudah bisa dipecahkan, maka tahap berikutnya adalah pemasaran. Sebagus apa pun produk tidak akan bisa diterima pasar apabila tidak melalui proses pemasaran yang baik.
Inovasi dan kreativitas merupakan dua kata kunci bagi UMKM lokal apabila ingin meraih sukses di luar negeri. Karena itu, sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada sektor UMKM lokal. Karena, masa depan perekonomian dunia ada di tangan UMKM.
Masa Depan Perekonomian Dunia di Tangan UMKM
Salah satu hasil dari KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang ditutup di Nusa Dua, Bali Selasa (8/10) lalu adalah pembentukan pusat inkubasi usaha mikro kecil dan menengah di 21 negara anggota APEC. Poin tersebut merupakan bukti keberpihakan negar

EDITORIAL
Kamis, 10 Okt 2013 10:19 WIB


usaha kecil menengah, apec, ekonomi
Kirim pesan ke kami
WhatsappBerita Terkait
Recent KBR Prime Podcast
Bedah Prospek Emiten Energi dan EBT
Google Podcasts Ditutup Tahun Depan
Kabar Baru Jam 7
30 Provinsi Kekurangan Dokter Spesialis
Kabar Baru Jam 8
Most Popular / Trending