EDITORIAL

Raja Hutan

"Konflik satwa sudah berulangkali terjadi. Akibat tempat tinggalnya beralih fungsi menjadi perkebunan dan lainnya, harimau sampai gajah kerap masuk ke permukiman mencari makanan."

Harimau Sumatera (Danny Johanes/KBR)
Harimau Sumatera (Danny Johanes/KBR)

Februari lalu, 7 bulan silam, puluhan warga desa Talang Beringin, di Kabupaten Seluma Bengkulu terpaksa mengungsi. Penyebabnya si raja hutan harimau masuk desa dan menyerang seorang warga hingga tewas. Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu lantas memasang jerat dan sang harimau akhirnya tertangkap. Harimau jantan yang tertangkap itu lantas dibawa ke kota Bengkulu, menemani harimau betina yang ditangkap April tahun lalu.

Kedua harimau ini rencananya akan dikirim ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Provinsi Lampung. Tapi, sampai sekarang sudah 17 bulan bagi si betina dan 7 bulan bagi si jantan. Mereka masih dikarantina di kantor BKSDA Bengkulu. Keduanya, masing-masing berada di dalam kandang kecil mirip kandang ayam. Jelas itu penyiksaan bagi sang raja rimba yang punya kemampuan jelajah luas hingga puluhan kilometer.

Kalangan organisasi lingkungan menyesalkan kondisi harimau yang ditempatkan dalam kandang tak layak selama berbulan-bulan. Mereka mendesak agar BKSDA segera memindahkan kedua harimau ke tempat  yang lebih layak. Dikuatirkan kandang yang tak layak akan membuat binatang yang terancam punah itu mati.

Harimau Sumatera saat ini diperkirakan hanya tersisa sekira 400 ekor. Dalam rencana kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mereka menargetkan supaya dalam 4 tahun mendatang, jumlah harimau akan bertambah 10 persen. Tapi dengan apa yang dilakukan BKSDA terhadap harimau, apa bisa?

Konflik satwa sudah berulangkali terjadi. Akibat tempat tinggalnya beralih fungsi menjadi perkebunan dan lainnya, harimau sampai gajah kerap masuk ke permukiman mencari makanan. Memindahkan ke taman nasional di daerah lain, bisa jadi solusi. Tapi untuk itu, para petugas di daerah mesti diberi pemahaman untuk memperlakukan satwa langka dengan baik, agar tak mati –justru--  di tempat konservasi yang mestinya jadi pelindung. 


  • harimau sumatera
  • BKSDA
  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!