OPINI

Berpacu Melawan Asap

Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin Ogan Ilir, Sumatera Selatan, melakukan pemadaman kebakara

Sudah sepekan ini kabut asap menyelimuti sebagian wilayah Kalimantan; Pontianak dan sekitarnya. Asap berasal dari kebakaran lahan dan hutan. Beberapa wilayah di Kalimantan Barat bahkan mulai mempertimbangkan untuk meliburkan sekolah karena asap makin pekat. Kebakaran lahan juga terjadi di Sumatera dan daerah lain. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendeteksi ada lebih dari 800 titik panas kebakaran lahan di berbagai wilayah tanah air pada pekan ini saja.

Penanganan kabut asap menjadi pertaruhan besar bagi Indonesia. Terutama menjelang pembukaan pesta olahraga Asian Games 2018 akhir pekan ini. Lebih dari 17 ribu orang tamu dari 45 negara akan hadir memadati Palembang, Sumatera Selatan, Jakarta dan sekitarnya.

Sebagai tuan rumah, Indonesia wajib menjaga Asian Games bebas dari berbagai ancaman. Tidak hanya teror dan kriminalitas, tapi juga dari kabut asap. Jika para atlet dan tamu internasional disuguhi asap tak sedap hasil pembakaran hutan, maka negeri ini akan menjadi sorotan dan bulan-bulanan internasional.

Berkali-kali pemerintah mengklaim bakal membuat Asian Games bebas asap. Bahkan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mempertaruhkan jabatan dan menjanjikan pesta olahraga ini zero asap. Hmm, janji dan klaim lebih mudah diucapkan daripada diwujudkan. Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumatera Selatan menyebut dalam dua bulan terakhir bau asap selalu tercium di Palembang, setiap hari. Kebakaran lahan bahkan ada yang terjadi di dekat kompleks atlet di Jakabaring, pekan lalu.

Bencana kebakaran lahan dan kabut asap ibarat bak agenda rutin tahunan di negeri ini, terutama selama musim kemarau. Ini mesti jadi pelajaran berharga. Juga perlu tindakan ekstra besar dan luar biasa dari negara, untuk mencegah dan melawan asap. Kita berpacu dengan waktu melawan asap.

 

  • kebakaran hutan dan lahan
  • karhutla
  • Asian Games 2018
  • BNPB

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!