EDITORIAL

Buktikanlah

Pemakaman terpidana mati Freddy Budiman. (Antara)


Hari ini Kepala Lapas Nusakambangan, Liberty Sitinjak, akan diperiksa oleh Badan Narkotika Nasional, BNN. Informasi utama yang dicari adalah seputar CCTV di sel Freddy Budiman, gembong narkoba yang sudah dieksekusi mati beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Freddy dikabarkan mengaku kepada Koordinator Kontras, Haris Azhar, kalau ada oknum BNN yang minta supaya kamera CCTV di tahanannya dilepas.


Soal CCTV bukan satu-satunya misteri yang perlu diungkap dari pengakuan Freddy ini. Ada soal suap miliaran rupiah. Ada nama-nama anggota TNI, Polri dan BNN. Ada mafia dan gurita peredaran narkoba yang menanti dibongkar. Tapi yang buru-buru dilakukan ketiga institusi ini justru melaporkan Haris Azhar dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Haris dianggap mencemarkan nama baik institusi dan menyebarkan fitnah, lantaran memuat rincian kesaksian Freddy itu di media sosial.


Membongkar mafia peredaran narkoba bukan hal gampang. Gembongnya ada di dalam penjara pun, bisnis bisa tetap jalan. Mana bisa publik percaya kalau tak ada campur tangan aparat di sana? Haris sempat juga meminta supaya ada tim independen terintegrasi yang menindaklanjuti pengakuan Freddy ini. Tanpa itu, kata Harris, yang terjadi hanya berupa evaluasi internal. Dan kalau sudah begitu, bisa-bisa ujungnya hanya sanksi administratif.


Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia sudah darurat narkoba. Betul. Tapi eksekusi mati terhadap mereka yang terlibat narkoba terbukti bukan solusi efektif. Data BNN menunjukkan, meski eksekusi dilaksanakan sejak 2015, jumlah pecandu narkoba naik tajam hingga 5,9 juta orang.


Ada pepatah, butuh satu kampung untuk mendidik anak-anak. Pepatah ini juga bisa diterapkan dalam soal narkoba. Butuh kita semua untuk sama-sama memberantas narkoba. Kalau aparat TNI, Polri dan BNN adalah bagian dari gerakan melawan darurat narkoba, maka buktikanlah.  

  • cctv
  • freddy budiman
  • Koordinator Kontras Haris Azhar
  • narkobaterpidana mati
  • bnn

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!