EDITORIAL

Awas Pencuri Suara

"Kalangan aktivis mengistilahkan tiga hari masa tenang ini sebagai masa kampanye sesungguhnya. Dengan persaingan yang semakin ketat, begitu kata lembaga lembaga survei, ada potensi semangat menggunakan segala cara, termasuk curang demi menang."

Awas Pencuri Suara
pencuri, suara, kpu, tps

Kalangan aktivis mengistilahkan tiga hari masa tenang ini sebagai masa kampanye sesungguhnya. Dengan persaingan yang semakin ketat, begitu kata lembaga lembaga survei, ada potensi semangat menggunakan segala cara, termasuk curang demi menang. Ini bukan hasil intelijen. Tapi hasil belajar dari pengalaman selama pemilu legislatif lalu. Saat itu ada begitu banyak cara caleg mendapat suara, termasuk dengan mencuri lewat beragam modus.

Munculnya kasus pencurian suara karena keterbatasan dua mata kita dan mata hati kita. Ini menjadi satu kelemahan saat pemilu legislatif dan berpotensi lanjut di pilpres besok, 9 Juli 2014. Selain karena jumlah pengawas yang memang lebih sedikit ketimbang tempat pemungutan suara yang harus diawasi, juga kurang pedulinya pemilih terhadap suara yang telah diberikan. Setelah menyalurkan hak pilihnya di bilik suara, kebanyakan orang tak peduli lagi apakah pilihannya akan sampai tujuan atau dicuri pihak lain. Sialnya, mereka yang ditugaskan jadi pengawas, tak semua kebal suap.

Ada satu kekuatiran baru yang bisa dimanfaatkan para pencuri suara. Saat ini, KPU menyediakan cadangan surat suara sebanyak 2% di setiap TPS dan 1.000 surat suara cadangan di setiap kabupaten/kota. Ide dasar pengadaan surat suara cadangan itu memang positif, untuk mengganti surat suara yang rusak atau ada pemungutan suara ulang. Tapi bagaimana memastikan itu tak disalahgunakan? Sepertinya tak pernah ada jaminan surat suara cadangan itu aman adanya. KPU harus menjelaskan soal ini dengan segera sebelum terlambat.

Nah, yang tak kalah mengkuatirkan adalah masifnya upaya pihak tertentu yang sengaja mengaburkan pandangan mata hati kita lewat fitnah dan tipu-tipu janji. Kelengahan bisa membuat kita mudah menukarkan pilihan hati dengan beberapa lembar uang puluhan atau ratusan ribu saja. Padahal, tak ada yang bisa diharapkan dari seorang calon pemimpin yang mencari dukungan dengan cara menyuap, menipu dan memfitnah. Jika kita mudah menggadaikan pilihan dan sikap, bukan tidak mungkin kelak akan benar-benar kehilangan apa yang menjadi hak-hak kita sebagai warga negara.

  • pencuri
  • suara
  • kpu
  • tps

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!