Bagikan:

Apresiasi Pengelolaan Arus Mudik

Angka pengguna transportasi umum diklaim meningkat, sementara jumlah kecelakaan diklaim turun hingga 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

OPINI | EDITORIAL

Jumat, 07 Jun 2019 00:02 WIB

Author

KBR

Arus mudik 2019

Pemudik dihimbau kembali ke Jakarta pada 7 atau 10 Juni agar terhindar dari kemacetan saat puncak arus balik pada 8-9 Juni. (Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho).

Setelah sukses mengelola arus mudik Lebaran tahun ini, tantangan kembali datang untuk mengelola arus balik. Kapolri Tito Karnavian menyebut salah satu kunci sukses arus mudik tahun ini adalah karena waktu pulang kampung yang lebih longgar. Sementara untuk arus balik, rentang waktu lebih sempit. Banyak orang bakal berbondong-bondong di saat yang sama kembali mulai hari ini sampai Minggu mendatang.

Para pihak yang terlibat dalam pengelolaan arus balik sudah bersiap. Strategi oneway dan contraflow dicanangkan, termasuk menutup salah satu gerbang tol biang macet. Pengalaman pengelolaan arus mudik tahun ini, semua terhitung lancar tanpa kendala berarti. Warganet malah bercanda dan mengaku rindu akan kemacetan khas mudik Lebaran yang biasanya dialami.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyorot infrastruktur sebagai faktor utama keberhasilan mudik kali ini. Angka pengguna transportasi umum diklaim meningkat, sementara jumlah kecelakaan diklaim turun hingga 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Mengelola massa sebegitu banyak memang tak pernah mudah. Dan keberhasilan tahun ini membuktikan perbaikan kinerja yang dilakukan pihak-pihak yang terlibat.

Keberhasilan seperti ini tentu patut diapresiasi. Warga yang mudik bahagia bisa pulang kampung tanpa kendala. Bagi yang tak mudik pun lega karena tak ada kabar buruk di jalanan. Sebab keselamatan di jalanan adalah yang utama. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 20

Kabar Baru Jam 7

Kabar Baru Jam 8

Kabar Baru Jam 7

Kabar Baru Jam 8

Most Popular / Trending