OPINI

Komplotan Pembunuh

"Pada Maret tak tanggung-tanggung dua tokoh nasional jadi target. Sebulan kemudian perintah pembunuhan ditambah lagi untuk dua tokoh nasional dan satu pemimpin lembaga survei. "

KBR

Tito Karnavian tunjukkan bukti senjata api pascakerusuhan Jakarta
Kapolri Jend Pol Tito Karnavian menunjukkan barang bukti senjata api pascakerusuhan di Jakarta (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto).

Sungguh tak terbayangkan dampaknya bila kawanan pembunuh itu berhasil melaksanakan niatnya saat rusuh aksi penolakan hasil Pilpres pekan lalu. Sejak Oktober tahun lalu, persiapan sudah dilakukan dengan perintah pembelian 2 pucuk senjata laras pendek. 

Perintah bertahap dilakukan. Pada Maret tak tanggung-tanggung dua  tokoh nasional jadi target. Sebulan kemudian perintah pembunuhan ditambah lagi untuk dua  tokoh nasional dan satu pemimpin lembaga survei.  Ratusan juta digelontorkan, senjata dan rompi bertuliskan polisi disiapkan, survei lokasi sudah dilakukan. Tinggal menunggu waktu  eksekusi.

Beruntung keenam kawanan pembunuh itu bisa dibekuk. Kepolisian menyebut tak hanya kelompok pembunuh itu yang berencana mendompleng aksi 22 dan 23 Mei. Setidaknya ada 2 kelompok lain yang juga bersiap melakukan aksi.

Belum jelas benar, apakah kelompok-kelompok itu punya kepentingan atau dikendalikan dalang yang sama. Polisi menyebut sudah mengantongi identitas pemberi perintah, namun masih menyimpan informasi itu untuk pendalaman. Bisa jadi masih ada berlapis sosok tersembunyi di atas si pemberi perintah.

Kita patut memberi apresiasi pada polisi bila apa yang diungkap kemarin benar adanya. Kita menunggu polisi yang didukung TNI menggulung tuntas kelompok jahat ini, sampai ke akar-akarnya. Tak peduli sipil atau militer harus ditindak tegas, karena keselamatan dan keutuhan bangsa bisa  jadi taruhannya.

 

  • Pilpres 2019

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!