EDITORIAL

Batas Jokowi

"Joko Widodo dianggap oleh pendukungnya menampilkan gaya baru dalam berpolitik. Banyak orang terpikat pada caranya memimpin Kota Solo dan Jakarta."

KBR68H

Batas Jokowi
jokowi, joko widodo

Joko Widodo dianggap oleh pendukungnya menampilkan gaya baru dalam berpolitik. Banyak orang terpikat pada caranya memimpin Kota Solo dan Jakarta. Terkagum pada penampilan sederhananya. Salut pada ketegasannya terhadap birokrasi di kedua kota. Juga ketika ia turba alias turun ke bawah, duduk menggelosoh berdiskusi dengan warga.

Sebagai calon presiden, Jokowi pun dikabarkan menampik halus tawaran beberapa tokoh yang ingin mendampingi sebagai wakil presiden. Sebab, tawaran itu dibarengi proposal pembagian kekuasaan alias jatah kursi di kabinet. Jokowi mengaku ingin membentuk kabinet kerja, kabinet yang diisi oleh orang-orang ahli di masing-masing portofolio pemerintah.

Sejauh ini berbagai survei menunjukkan tingkat keterpilihan Jokowi paling tinggi. Disandingkan dengan berbagai tokoh lain, ia tetap paling tinggi. Ini bisa dibaca sebagai tingginya harapan rakyat.

Partai-partai yang berkoalisi dengan PDI-Perjuangan mengaku tak meminta jatah apapun. Pasrah dan ikhlas mengikuti keputusan Jokowi. Sebuah pemandangan baru dalam politik Indonesia. Lalu, harapan publik pun makin melambung. Mimpi akan memasuki Indonesia yang lebih baik.

Tapi, harapan tinggi kepada Jokowi kelihatannya membuat ia sulit memilih pendamping. Ia berada di garis antara meneruskan politik ideal dan pertarungan riil memperebutkan suara. Kerap yang dimaksud memenangkan perebutan suara adalah mencari kawan yang banyak dari partai-partai politik lain.

Pendukungnya pun kecewa ketika PDI Perjuangan kedapatan mau bergandengan dengan Partai Golkar. Garis batas yang diberikan publik rupanya tebal. Bukan saja tak ingin Indonesia dipimpin oleh pelanggar HAM. Publik juga ingin agar Jokowi tidak dicemari oleh banyak sangkutan. Tak sekadar Aburizal Bakrie yang lengket dengan lumpur Lapindo, tapi juga dengan partai yang ia pimpin.

Garis tebal itu juga diperlihatkan dengan banyak jangan? lain: jangan berdampingan dengan bekas petinggi yang diduga terlibat kasus korupsi, jangan dengan tokoh yang berani berbohong apalagi berbohong di bawah sumpah di pengadilan, bahkan untuk tim sukses pun jangan melibatkan militer yang tercatat melakukan pelanggaran hak azasi manusia.

Batas tebal ini seyogianya tak menjadi beban bagi Jokowi. Bila ia yakin didukung oleh pemilih yang geram pada situasi kemunduran dan ingin melakukan perubahan, ia bisa ringan memilih calon wakil yang memang sehati, sejiwa, sejujur, dan sesederhana dirinya.

Mandat prioritas yang diberikan publik kepada calon presiden mendatang itu jelas: penjarakan koruptor, dan tegakkan hukum, agar perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama seperti diamanatkan konstitusi berlangsung untuk hanya sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  • jokowi
  • joko widodo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!