OPINI

Kita Patut Cemas

"Sabtu malam lalu, menindaklanjuti informasi dari publik soal indikasi korupsi, keduanya tiba-tiba diserang, berujung pada luka retak di hidung dan sobekan di wajah. "

Ilustrasi KPK Diserang
Ilustrasi: Tindak kekerasan terhadap KPK (Foto: DKW)

Ini belum sampai seminggu sejak gagasan adanya Biro Pengamanan KPK dilontarkan dalam rapat kerja KPK dengan DPR akhir Januari lalu, sudah terjadi lagi kasus kekerasan terhadap pegawai KPK. Kali ini, yang jadi sasaran adalah dua pegawai KPK . Keduanya sedang bekerja pada Sabtu malam lalu, menindaklanjuti informasi dari publik soal indikasi korupsi. Keduanya tiba-tiba diserang, berujung pada luka retak di hidung dan sobekan di wajah. 

Ini menjadi serangan kedua terhadap KPK untuk bulan Januari saja. Sementara menurut catatan Wadah Pegawai KPK, ini menjadi teror ke-10 yang ditujukan kepada pimpinan dan pegawai KPK. Jenisnya tinggal pilih: teror atau ancaman bom, ada; ancaman pembunuhan, ada; penculikan, ada; termasuk penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan  atau teror bom awal Januari lalu ke rumah pimpinan KPK.

Teror ini tak sepatutnya diperlakukan sebagai kriminal biasa. Kasus terakhir menunjukkan kalau dua pegawai KPK itu sudah menyebut kalau mereka tengah bertugas. Penyidik Novel Baswedan jelas bukan sasaran sembarangan. Dan untuk kasus yang terangkat maupun tidak ke permukaan, kita tak melihat ada pergerakan yang berarti. Sudah entah berapa purnama Novel menunggu kasusnya tuntas, dengan desakan dari delapan penjuru mata angin, tapi tidak, tidak ada yang terjadi — apalagi kasus yang lain… 

Jangan lupa, mereka sedang bertugas membasmi musuh laten bangsa ini yaitu korupsi. Kalau mengerjakan itu pun tak aman, sungguh kita patut merasa cemas keseriusan perang ini. 

  • KPK
  • teror KPK
  • Novel Baswedan
  • Biro Pengamanan KPK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!