OPINI

Harapan Itu Masih Ada

Petugas KPPS mengenakan baju adat.

Pelaksanaan Pilkada 2017 diwarnai isu bernuansa SARA. Yang jadi sorotan utama adalah Jakarta – ketika calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama berkutat dengan sidang penistaan agama yang ditujukan kepadanya. Ini masih ditambah dengan berbagai aksi demo, ceramah keagamaan serta obrolan di media sosial yang ramai dengan ajakan supaya umat Islam memilih calon kepala daerah Muslim.

Namun hasil hitung cepat di Jakarta memperlihatkan kalau isu SARA tak mempan. Ahok masih memimpin berbagai versi hitung cepat - meski Pilkada Jakarta sepertinya bakal berlanjut sampai putaran kedua. Hasil ini menunjukkan kalau pemilih di Jakarta sudah bisa memilah mana isu agama, dan mana isu publik yang berdampak bagi kepentingan umum.

Ajang Pilkada 2017 juga memperlihatkan bahwa sesungguhnya ada 22 pasangan calon kepala daerah non Muslim yang diusung partai Islam. Ada yang menjadi calon kepala daerah, wakilnya, atau keduanya. Misalnya di Kabupaten Bolaang Mongondow yang mengusung pasangan Muslim-Kristen, ada juga di Kupang, Nusa Tenggara Timur, juga beberapa wilayah Papua dan Maluku.

Hal lain yang tak kalah menggembirakan datang dari Singkawang, Kalimantan Barat. Seorang perempuan Tionghoa beragama Buddha, Tjhai Chui Mie meraup suara terbanyak sebagai walikota di sana. Peran Tjhai Chui Mie dalam menjaga toleransi di Negeri Seribu Klenteng bakal menjadi sorotan. Saat kerusuhan pecah di 1998, Singkawang menjadi tempat berlindung ribuan masyarakat Tionghoa dari berbagai daerah di Indonesia. Dan pada 2015, LSM Setara Institute menempatkan Singkawang sebagai kota ketiga paling toleran di Indonesia.

Harapan itu masih ada. Masih banyak orang Indonesia yang siap merawat perbedaan dan hidup bergembira dengan kebhinnekaan kita. Dan menjadikan Pancasila sebagai rumah bersama.  

  • #Pilkada2017
  • #pilkada101
  • partai islam
  • nonmuslim
  • Kebhinnekaan
  • Tjhai Chui Mie

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!