DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] Klinik Kesehatan Haji untuk Jamaah di Makkah dan Madinah

"Banyak minum penting bagi jemaah haji yang batuk. Tapi semua jemaah harus banyak minum mengingat suhu udara yang tinggi dengan kelembaban rendah"

[Advertorial] Klinik Kesehatan Haji untuk Jamaah di Makkah dan Madinah

Pada musim haji tahun 2018 ini Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 70 ton obat-obatan untuk jamaah. Adapun pembagiannya sebanyak 20% untuk Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah dan 80% untuk KKHI Makkah termasuk Armina.

Paket untuk jamaah terdiri dari 2 lembar masker kain, 1 kotak masker sekali pakai berisi 50 lembar, 1 botol penyemprot air ukuran 500 mililiter, 10 sachet oralit, 1 tube balsem, 5 lembar  plester, 4 lembar tisu basah untuk mandi dan 1 kantong paket untuk membungkus perlengkapan tadi. Semua barang-barang ini diberikan kepada jamaah di masing-masing embarkasi.

red

Obat-obatan yang tersedia di depo farmasi KKHI terdiri dari 22 kelas terapi, di antaranya adalah obat-obatan untuk anti hipertensi, anti alergi, anti infeksi, anti virus, anti jamur, anti parkinson, obat pengencer darah dan lain sebagainya. Sementara itu, obat yang paling banyak disiapkan oleh KKHI Madinah adalah analgetik non narkotik yaitu obat-obat yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, antibiotik juga cukup banyak jumlahnya.

Kepada jemaah haji yang memiliki risiko tinggi, Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi Melzan Dharmayuli berpesan agar teratur minum obat. "Jangan lupa minum obat dan batasi aktivitas. Jangan terlalu tinggi," katanya. Sementara untuk jemaah yang batuk, Melzan mengimbau untuk banyak minum guna mengurangi frekuensi batuk.

"Banyak minum penting bagi jemaah haji yang batuk. Tapi semua jemaah harus banyak minum mengingat suhu udara yang tinggi dengan kelembaban rendah," tambah Melzan. 

  • kesehatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!